Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Warga Kelak Bisa Melangkah Nyaman

Putri Anisa Yuliani
04/5/2016 04:00
Warga Kelak Bisa Melangkah Nyaman
(MI/Ramdani)

PARA pejalan kaki di Jakarta bisa berharap dalam waktu dekat dapat melangkah di trotoar yang nyaman, lebar, tanpa diganggu pedagang kaki lima yang menempatkan barang secara sembarangan, hingga pengendara sepeda motor yang kerap merebut hak mereka, sebab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera merevitalisasi 48 titik trotoar di Ibu Kota.

Pejalan kaki kelak tidak lagi terganggu oleh aktivitas berbagai galian seperti yang selama ini terjadi. Nantinya, trotoar akan dilengkapi ducting atau ruang bawah tanah khusus untuk utilitas. Selama ini, pemasangan utilitas kerap membuat trotoar dibongkar pasang berulang-ulang, sehingga mengganggu pejalan kaki juga merusak keindahan kota.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan perbaikan trotoar secara kualitas maupun kuantitas itu akan dilakukan tahun ini. Bahkan lima titik di antaranya akan dibangun terlebih dulu pada akhir Mei ini dengan pengadaan lewat e-catalogue.

Sebanyak 43 titik akan direvatilasi secara bertahap mulai Juli dan ditargetkan selesai pada akhir tahun. Anggaran yang telah disiapkan untuk revitalisasi prasarana itu sebesar Rp267,7 miliar.

Untuk mengakomodasi kebutuhan semua pihak atas trotoar, sebelum revitalisasi dilakukan, sejak Januari lalu, Dinas Binamarga terus melakukan dengar pendapat bersama berbagai komunitas dan ahli tata ruang. Menurut Yusmanda, ia ingin keterlibatan masyarakat dan komunitas di Jakarta bisa dimaksimalkan dalam rencana perbaikan trotoar tersebut.

Bahkan, untuk menentukan desain trotoar, instansi tersebut juga akan tetap bekerja sama dengan mereka. Selain itu, agar trotoar bisa bertahan lama dan tidak menjadi objek pembongkaran saat penempatan utilitas, ruang khusus bagi utilitas akan disiapkan di bawah trotoar dengan diameter 1-3 meter.

“Semua ducting (ruang bawah tanah) dibangun bersamaan dengan pembangunan trotoar. Demikian juga saluran air. Jadi tidak digali beruang-ulang. Selain itu, dinas tata air pun lebih mudah membersihkannya,” kata Yusmada dalam dengar pendapat di kantor dinas bina marga, pekan lalu.

Lima titik trotoar yang akan direvitalisasi lebih dahulu ialah kawasan pusat grosir Tanah Abang (Jakarta Pusat), Terminal Blok M dan kawasan Melawai (Jakarta Selatan), Rawamangun (Jakarta Timur), Pluit (Jakarta Utara), dan kawasan Daan Mogot (Jakarta Barat).

Ia juga mengatakan, untuk meng­akomodasi pedagang kaki lima (PKL), pihaknya berencana menggandeng Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI. Dengan demikian, PKL memiliki tempat semipermanen yang tidak menetap, tetapi bisa bermobilitas lebih mudah.

“Konsepnya Pak Gubernur (Basuki Tjahaja Purnama), PKL tidak haram asal didata. PKL juga sebaik­nya tidak diberi tempat yang bisa membuat mereka permanen. Oleh karena itu, harus kita pikirkan agar PKL bisa dipindah-pindah. Siang jualan, malam pulang. Bergantian dengan PKL lain. PKL akan kita tata rapi, sehingga bisa jadi ikon kota Jakarta,” ujarnya.


Tidak sama

Kepala Seksi Perencanaan dari Bidang Kelengkapan Prasarana Jalan dan Jaringan Utilitas Dinas Bina Marga Riri Asnita menambahkan, tidak semua trotoar dan ducting memiliki lebar yang sama di setiap jalan, karena disesuaikan dengan lebar jalan. Trotoar di jalan utama lebarnya sekitar 3 meter hingga 5, sedangkan di jalan protokol lebar trotoar bisa mencaai 10 meter. Sementara itu, diameter ducting di jalan protokol sekitar 3 meter.

“Tahun ini, kami bersama Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI akan menghitung mana yang harus diprioritaskan. Misalnya, bila lebar jalan hanya 8 m, setiap jalur 3,5 m atau 3,25 m. Sisanya untuk trotoar. Bisa juga lajur jalannya kita bikin satu, sisanya dibuat trotoar,” kata Riri. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya