Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Sinyal Genting Kasus Covid DKI, Dinkes "De Javu" Kasus Tahun 2020

Hilda Julaika
14/6/2021 08:20
Sinyal Genting Kasus Covid DKI, Dinkes
Ilustrasi protokol kesehatan(ANTARA)

PEMPROV DKI Jakarta sudah memberikan sinyal genting lonjakan kasus covid-19 saat ini. Sejumlah upaya penerapan 3T oleh pemerintah dan 5M oleh masyarakat pun digalakan kembali.

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta bahkan menyebut situasi saat ini seperti Deja Vu dari lonjakan kasus pada tahun lalu. Khususnya pascamomen lebaran Idul Fitri dan mudik lebaran.

"Kita seperti kembali ke kondisi kayak Deja Vu. Kita rasa sudah pernah masuk dalam siklus ini pada tahun lalu, kurang lebih pada periode-periode yang sama, tetapi memang banyak sekali kemudian upaya untuk memutus mata rantai penuluran," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DKI Jakarta Lies Dwi.

Upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kapasitas kesehatan. Namun memang upaya tersebut harus beradu dengan kedisiplin dan juga kebosanan di masyarakat sehingga kemungkinan terjadi penularan tetap ada.

Adapun untuk masyarakat harus kembali tetap pada prinsip protokol 5M. Kemudian, sekarang dengan kemudahan testing (pengetesan) yang memengaruhi perilaku publik adalah masyarakat sudah ingin melakukan tes mandiri. Pengetatan ini jauh lebih banyak dilakukan minimal dengan rapid antigen.

"Di sisi lain, jauh lebih penting kita ingatkan kepada masyarakat bahwa pada saat mengalami keluhan kesehatan, tolong jangan ditunda melakukan tes karena khawatir tidak mau diisolasi. Itu salah satu pesan kunci, selain protokol 5M. Saat kita mempunyai keluhan kesehatan, maka lakukan tes," jelasnya.

Sementara itu, dari sisi pemerintah akan terus menjaga konsistensi dari kemampuan testing. Sampai saat ini, testing covid-19 Pemprov DKI Jakarta 6 kali minimal dari standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Artinya, kapasitas testing Jakarta akan terus dipertahankan dan maksimalkan supaya memudahkan kepada seluruh masyarakat yang mempunyai keluhan kesehatan. Termasuk bagi mereka yang mempunyai riwayat kontak erat dengan yang positif covid-19 itu kemudian yang dites.

"Sekarang kita memang meningkat kasus di DKI Jakarta, tidak hanya di DKI tetapi juga di beberapa provinsi dan kabupaten/kota juga mengalami kondisi cukup mengkhawatirkan," tuturnya.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Kasus, Dinkes DKI Tambah Tempat Isolasi

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan. Lantaran dalam beberapa minggu terakhir terjadi kenaikan signifikan kasus aktif, positivity rate, hingga keterisian fasilitas kesehatan di Jakarta.

“Malam hari ini (13/6) kami dari unsur Pemprov DKI, bersama Polda Metro Jaya, Pangdam Jaya, dan unsur masyarakat, berkumpul bersama-sama di sini untuk memulai babak baru dalam penanganan pandemi covid di ibu kota,” kata Anies.

Anies menjelaskan, dalam beberapa hari ini terdapat pertambahan kasus covid-19 dengan lonjakan amat tinggi. Data menunjukan dalam sepekan terakhir kasus aktif di Jakarta pada tanggal 6 Juni 2021 adalah 11.500, dan pada 13 Juni menjadi 17.400. Artinya dalam sepekan telah terjadi peningkatan hingga 50%.

Ia juga menjelaskan positivity rate di Jakarta meningkat yang pada pekan lalu 9%, kini menjadi 17%. Dengan pertambahan kasus baru empat hari terakhir setiap hari bertambah 2.000, 2300, 2400, dan per Minggu 13 Juni ini 2700.

Meskipun di sisi lain kemampuan testing di DKI Jakarta dalam sepekan ini ditingkatkan dari 4x lipat standar WHO menjadi 8x lipat, itupun masih menunjukkan angka positivity rate tinggi. 

Sementara itu untuk tempat tidur isolasi di rumah sakit juga terjadi peningkatan signifikan. Walaupun tingkat kematian cenderung tetap dan tak menunjukkan kenaikan. Pada pekan lalu tingkat keterisian rumah sakit di Jakarta sebesar 45%, per 13 Juni ini sudah terisi 75%. Dengan 27% pasien yang mendapat layanan kesehatan di Jakarta merupakan warga dari luar Jakarta.

“Jadi 1 dari 4 pasien adalah warga luar DKI. Meskipun demikian kami tidak membeda-bedakan pelayanan baik untuk warga DKI maupun luar DKI,” ungkap Anies.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik