Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

DKI tidak lagi Kota Termacet di Dunia

(Hld/Ssr/J-1)
18/1/2021 05:50
DKI tidak lagi Kota Termacet di Dunia
Kendaraan melintas di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (11/10/2020)(ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.)

PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta melaporkan Jakarta telah keluar dari jajaran 10 besar kota termacet di dunia. Menurut data dari Tomtom Traffic Index, Jakarta pada 2020 menduduki posisi ke-31 kota termacet di dunia dari 416 kota yang diukur. Angka ini membaik sebanyak 21 peringkat.

“Menurut Tomtom Traffic Index terbaru, kemacetan di Jakarta berkurang,” tulis akun Instagram Pemprov DKI Jakarta, @dkijakarta, kemarin.

Adapun angka kemacetan di Jakarta sebesar 36%. Angka ini terus mengalami perbaikan sejak 2017. Hal ini membuat kemacetan di Jakarta semakin berkurang.

Pemprov DKI Jakarta pun terus mendorong agar kemacetan di Jakarta bisa dituntaskan dengan meminta kolaborasi bersama warga Jakarta.

Ketua Komisi B DPRD DKI Abdul Aziz mengakui adanya penurunan kemacetan di jalan secara signifikan. Namun, ia menilai faktor utama kemacetan di Ibu Kota berkurang lantaran tengah menjalankan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Menurutnya, sejumlah kebijakan PSBB ini mampu menekan pergerakan orang di luar rumah, termasuk lalu lintas.

Pasalnya, selama masa PSBB, ada pembatasan pekerja yang bekerja di kantor (work from office) dan meminta untuk bekerja di rumah (work from home/WFH). Setidaknya bisa sampai 50% para pekerja bekerja dari rumah dan sisanya ke kantor. Artinya, ada skema pengaturan mengenai kebijakan WFO ini.

“Sehingga kantor-kantor hanya dihadiri 50% karyawan yang notabene pengguna kendaraan,” imbuhnya.

Abdul mengingatkan hal ini menjadi tantangan bagi Pemprov DKI untuk memperbaiki persoalan kemacetan, terutama saat pandemi covid-19 sudah membaik atau selesai. Menurutnya, saat ini bisa dimulai dengan perbaikan infrastruktur dan suprastruktur transportasi sehingga masyarakat ke depanya bisa merasa nyaman dalam menggunakan angkutan publik. Hal ini menurutnya akan berdampak pada pengurangan kemacetan.

“Ini merupakan tantangan bagi Pemprov DKI untuk mampu memperbaiki peringkat ke depan setelah pandemi usai,” pungkasnya. (Hld/Ssr/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya