Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Pernyataan tak Ada Klaster di Petamburan Dinilai Terlalu Prematur

Hilda Julaika
25/11/2020 08:54
Pernyataan tak Ada Klaster di Petamburan Dinilai Terlalu Prematur
Tenaga medis melakukan rapid test covid-19(MI/Andri Widiyanto)

ANGGOTA DPRD DKI Fraksi PDI-P Gilbert Simanjuntak mengatakan pernyataan soal tidak ada klaster covid-19 di Petamburan terlalu prematur dan tak bertanggung jawab. Hal itu lantaran tidak menggunakan data yang ilmiah dan transparan.

Sebelumnya, Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono membantah Satgas Penanganan covid-19 soal adanya klaster di Petamburan, Jakarta Pusat. Pandu termasuk dalam tim yang membantu penanganan covid-19 Pemprov DKI Jakarta.

"Pernyataan itu tidak bertanggung jawab. Itu terlalu prematur untuk mengatakan tidak ada klaster dari massa Rizieq Shihab di beberapa titik. Ini pernyataan politis bukan ilmiah," kata Gilbert saat dikonfirmasi, Rabu (25/11).

Lebih lanjut Gilbert memaparkan Pemprov DKI harus melihat data untuk menentukan kemungkinan klaster. Karena yang datang di kerumunan ini tidak hanya dari Petamburan saja. Sehingga ada kemungkinan besar terjadinya penularan apalagi ada pelanggaran protokol kesehatan.

"Kita harus melihat data ini kemungkinan orang yang hadir pun bukan yang datang dari Petamburan saja. Tetapi datang dari berbagai daerah lain. Mengapa belum terjadi lonjakan secara nasional? Karena ini memang kasusnya luar biasa kerumunannya," paparnya.

Baca juga: Hasil Pelacakan Kontak, Kasus Covid-19 di Petamburan Meningkat

Menurut Gilbert, dengan memberikan pernyataan tidak ada klaster itu sangat berbahaya. Karena sama saja dengan membolehkan masyarakat untuk berkerumun begitu saja. Padahal tak ada yang bisa menjamin dari penyebaran covid-19.

"Sehingga mengatakan bahwa klaster ini tidak terjadi hanya terkesan menyuruh orangnya berkerumun. Tetapi orang yang menyuruh ini tidak akan bertanggung jawab kalau kerumunan terjadi kasus," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya