Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DUA kakak beradik, Deborah Sianipar, 30, dan Zeni Sianipar, 29, ditemukan tidak bernyawa di kamar rumah mereka di Jalan Melati Raya No 5 RT 005/RW 005 Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kamis (24/3). Di sisi mereka, ditemukan dua gelas berisi air, minyak kayu putih, minyak angin, vitamin, serta lotion.
Di atas kasur pun ditemukan secarik kertas berisi surat yang diduga ditulis salah seorang di antara mereka.
'GW Zeni Septeria, lahir tanggal 15 September 1987. Gw berharap saat gw bangun tidur besok di dalam kamar gw sudah ada duit kertas rupiah yang masih bagus layak pakai yang jumlahnya bisa membawa gw mendapatkan kebebasan finansial'. Itu lah isi surat yang berisi tulisan tangan Zeni sebelum dia dan kakaknya Debora ditemukan tewas di kamar tersebut.
Seorang saksi mata, Bahrun, warga Jalan Melati RT 005 RW 05 Pancoran Mas, Kota Depok, mengatakan sejak ibu Zeni dan Debora meninggal dunia beberapa bulan lalu, dua kakak adik itu terlihat sangat terpukul dan seperti putus asa.
"Mereka merasakan hidup mereka seperti tiada arti tanpa kasih sayang seorang ibu. Keduanya kelihatan tidak punya gairah untuk makan, hingga akhirnya sakit. Sejak ibu mereka meninggal, mereka hanya tinggal bersama ayahnya T Sianipar," paparnya.
Sementara itu, Kapolres Depok Kombes Dwiyono mengatakan kedua korban diduga meninggal akibat bunuh diri. Besar dugaan keduanya meminum sejumlah cairan yang ditemukan di kamar seperti minyak kayu puth, minyak angin, vitamin, dan lotion.
Selain bukti itu, ada pula surat yang ditulis tangan yang diletakkan di kasur tempat mereka tewas. "Dugaan bunuh diri dengan mencampur obat itu. Sebab, ada dua gelas bekas kedua korban minum," kata Dwiyono, Jumat (25/3).
Meski demikian, Dwiyono mengatakan pihaknya masih harus membuktikan dengan hasil otopsi dan hasil pengujian puslabfor. “Apakah meninggalnya kakak adik tersebut akibat minum obat-obatan untuk bunuh diri, kita tunggu saja. Kami juga sampai saat ini masih terus menyelidiki dugaan tersebut, “ ujarnya.
Ditanya apakah keduanya korban pembunuhan, Dwiyono mengatakan dugaan ke sana sangat kecil kemungkinan. Sebab tidak ditemukan adanya bekas penganiayaan. "Namun demikian kita akan terus dalami kasusnya," katanya.
Dwiyono mengatakan, berdasarkan keterangan saksi-saksi dua kakak beradik itu sering sakit-sakitan sepeninggal ibunya beberapa bulan lalu. Keduanya sebelumnya memang sakit tifus. Kamis pagi, kedua korban pulang kerja langsung istirahat ke kamar. "Kamarnya dikunci. Dan jam 17.30 didobrak," ucapnya.
Kedua kakak adik ini, kata Dwiyono, diketahui telah meninggal dari kecurigaan ayahnya T Sianipar. Sang ayah curiga terhadap dua putrinya yang tak keluar dari kamar. Karena penasaran, ia menggedor-gedor pintu dari luar . Berkali-kali digedor tidak ada jawaban dari keduanya. Karena curiga bercampur takut, ayahnya kemudian memanggil kerabatnya yang tinggal di Beji. "Ketika dibuka pintu kamar ditemukan keduanya sudah tidak bernyawa dalam satu kamar," kata Dwiyono
Sebelum meninggal, Zeni sempat meminta izin pada ayahnya untuk tidak diganggu. Zeni beralasan sedang lelah dan ingin beristirahat. Baru pada sore harinya sang ayah merasa curiga dan berpaya membangunkan anaknya. "Pada saat ditemukan keadaan rumah sedang ada bapak korban. Hanya pintu kamar korban terkunci dari dalam dan harus didobrak dengan disaksikan Ketua RT. Setelah itu melihat kedua korban sudah tidak bernyawa," katanya.
Setelah polisi datang, jasad keduanya pun dibawa ke RS Polri untuk divisum. Belum ada keterangan pasti soal kematian keduanya. Dalam kamar keduanya juga ditemukan sepucuk surat misterius, potongan kertas, dan gelas berisi cairan kimia. (KG/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved