Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
POLEMIK antara taksi konvensional dan angkutan berbasis aplikasi daring belum berakhir. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tidak akan membela satupun dari kedua kubu tersebut. Pasalnya, kata dia, kedua kubu sama-sama melakukan kesalahan.
Pria yang akrab disapa Ahok ini menyebut taksi konvensional pun melakukan pelanggaran. Beberapa modusnya adalah dengan menarik penumpang dari luar Jakarta.
"Kalau kamu telepon minta taksi, boleh enggak taksi dari Tangerang jemput di Jakarta? Enggak boleh! Jadi taksi resmi itu juga melanggar aturan," tegas Ahok di Balai Kota, Rabu (23/3).
Selain itu, kata dia, belum tentu semua sopir taksi konvensional di DKI memakai Kartu Tanda Pengenal (KTP) Jakarta. Hal itu, kata Ahok, jelas melanggar aturan.
"Kamu pikir mereka semua punya KTP DKI? Enggak!" ucap Ahok.
Belum lagi ketidaksesuaian soal tarif. Mantan bupati Belitung Timur itu menyebut perusahaan taksi tidak pernah menyesuaikan tarif dengan harga minyak dunia. Padahal kalau harga minyak naik perusahaan taksi berteriak menaikkan tarif mereka.
"Minyak naik 5% sampai 10%, tarif taksi bisa naik 25%. Eh, sekarang harga minyak turun nih, turunin enggak tarif taksinya? Enggak!" terang dia.
Karena sederetan alasan itu, Ahok menegaskan sebenarnya perusahaan taksi juga harus bijak menghadapi polemik angkutan berbasis aplikasi daring. Kalaupun ada pertentangan tidak perlu ada aksi kekerasan dan vandalisme yang ditunjukkan.
"Jadi kita musti adil. Kalau mau bicara panjang lagi soal taksi, sama-sama ada masalah sebetulnya," pungkas Ahok. (MTVN/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved