Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
KABAR adanya pengemudi ojek berbasis online yang menjadi korban aksi kekerasan pengemudi angkutan yang melakukan demo di depan Gedung DPR, diantisipasi ratusan pengemudi ojek berbasis online.
Mereka melakukan sweeping di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur. Sweeping dilakukan agar pengemudi tidak melintas zona rawan saat sedang mengantar para penumpang.
Berdasarkan pantauan di lokasi, satu per satu para pengemudi ojek online yang tengah mengangkut penumpang diberhentikan dan dilarang melintasi zona rawan seperti Matraman, Kampung Melayu, Cawang, Kramat Jati, hingga menuju ke titik unjuk rasa.
Salah satu Driver Go-Jek, Andika, 22, mengatakan, aksi itu adalah bentuk antisipasi jika para sopir angkutan lain melakukan penganiayaan terhadap driver Go-Jek, GrabBike maupun driver jasa lainnya yang berbasis online.
Senada dengan Andika, pengemudi Grab Bike, Doni, 29, berharap seluruh pengemudi yang tergabung dalam aplikasi berbasis online agar tidak mudah terpancing dengan isu apapun yang bersifat provokatif. Sebab, hal itu tidak akan menyelesaikan persoalan konflik yang semakin meluas dengan angkutan plat kuning.
Beberapa pengemudi lainya mengaku akan menggalang masa yang lebih besar sebagai sinyal perlawanan atas ulah kekerasan yang semakin gencar dilakukan oleh sejumlah sopir angkutan plat kuning.
"Teman kami dipukul sampai babak belur di kawasan Soedirman, sebagai sesama profesi tentu saja kami tidak terima dan akan menggelar aksi balasan," kata Badrun.
Beberapa penumpang yang menggunakan jasa ojek online mengeluhkan konflik yang semakin luas hingga menjurus pada kekerasan. "Saya berharap semua pihak tetap tenang dan menunggu keputusan pemerintah, mohon jangan sampai ada aksi kekerasan, semoga konflik ini cepat berlalu. Pemerintah harus segera mengeluarkan kebijakan, jika tidak saya pikir Indonesia darurat konflik," ujar Diana, pengguna ojek online (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved