Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
DESTINASI wisata bahari di Kepulauan Seribu memang menjadi andalan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menarik turis lokal dan mancanegara. Wilayah dengan luas 4.745 kilometer persegi dan 110 pulau itu menjadi andalan dengan perpaduan pasir putih dan laut yang biru.
Namun, di balik potensi wisata yang menjanjikan, Kepulauan Seribu masih diterpa masalah, seperti sampah yang belum teratasi. Bupati Kepulauan Seribu Junaedi membenarkan sampah menjadi problem utama. Sampah justru akan membuat nilai dan ketertarikan wisatawan menurun.
Ia mengatakan sejauh ini laut di wilayahnya mendapat kiriman berton-ton sampah dari pesisir DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Karawang.
“Turis kalau wisata disambut sampah, pasti tidak akan kembali lagi. Namun, kalau laut bersih, tidak ada sampah, orang akan senang berwisata, seperti snorkling, diving, dan jet ski,” kata Junaedi.
Data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, pada Agustus hingga September 2020, menyebut terjadi peningkatan volume sampah yang diangkut di perairan, yakni dari 20,6 ton menjadi 22,56 ton per harinya.
Hal ini akan menjadi pekerjaan tambahan bagi petugas di pesisir Kepulauan Seribu untuk mengangkut sampah yang berada di laut lepas.
Junaedi mengaku akan mengusulkan pengadaan kapal penyedot sampah itu ke Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Ia mengharapkan pengadaan itu mampu membuat upaya membersihkan laut dari sampah menjadi lebih maksimal.
Pendapat berbeda dilontarkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih. Ia menegaskan pengelolaan sampah di Kepulauan Seribu selama tiga tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang baik.
“Secara umum, pengelolaan sampah di Kepulauan Seribu sudah cukup baik. Ke depan, kami menggiatkan pengurangan sampah di sumber yang melibatkan peran serta masyarakat,” kata Andono, Sabtu (17/10).
Andono menjelaskan, sejauh ini Suku Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu secara rutin melakukan pengelolaan sampah di pulau-pulau berpenduduk dan lokasi wisata, serta wilayah pesisir. Penanganan sampah yang dilakukan secara konsisten itu mulai menunjukkan hasil dengan membaiknya kondisi perairan laut di Kepulaun Seribu.
“Salah satu indikatornya, munculnya lumba-lumba yang mengiringi kegiatan pembersihan laut oleh petugas. Video ini sempat viral pada pekan lalu,” ujar Andono. (Faj/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved