Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
MELIHAT tren 'positivity rate' kasus covid-19 di Jakarta yang sudah dua pekan ini selalu di atas batas ideal WHO sebesar 5%, epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko menyebut Jakarta sedang menuju puncak kurva penularan covid-19.
Selama dua pekan berturut-turut, 'positivity rate' berada di atas 5%. Bahkan sudah pernah melebihi 10%. Di samping itu, jumlah warga yang dirawat di RS maupun isolasi terus bertambah.
Kemarin, jumlah orang yang dirawat di RS bertambah 299 orang dan jumlah warga yang mengalami isolasi berkurang 371 orang. Angka itu berubah hari ini dengan jumlah orang yang dirawat berkurang 15 orang, sementara yang menjalani isolasi bertambah 286 orang.
"Ini sedang menuju puncak kurva. Belum puncak, tapi kalau dibiarkan seperti ini terus ya bisa ke puncak untuk yang kedua kalinya," kata Tri saat dihubungi oleh Media Indonesia, Sabtu (29/8).
Sebelumnya, Jakarta sudah pernah mencapai puncak kurva covid-19 pada April lalu. Kemudian kurva menurun pada akhir April hingga Mei.
Baca juga : Jika Positivity Rate diatas 10%, DKI Harus Tarik rem Darurat
Namun, seiring dibukanya kembali sektor-sektor usaha pada masa PSBB Transisi Fase 1 mulai 5 Juni, penularan kasus mulai meningkat hingga saat ini.
Ia pun meminta agar Pemprov DKI serius dalam melakukan pencegahan. Gerakan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak agar tidak ada kerumunan harus digaungkan.
"Jangan sampai ini menjadi puncak kedua. Kalau sudah di atas 14%, jangan ragu, mau tidak mau, Pemprov DKI Jakarta harus tarik rem darurat," ungkap Tri.
Di sisi lain, jumlah kasus baru covid-19 di Jakarta kembali capai rekor tertinggi hari ini. Bila sebelumnya pada 27 Agustus lalu dilaporkan ada 820 kasus baru, hari ini Pemprov DKI Jakarta melaporkan ada 888 kasus baru covid-19.
Jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 38.166 kasus. (OL-7)
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Kemenkes menyebut total kasus covid-19 dari Minggu ke-1 hingga Minggu ke-30 tahun 2025 sebanyak 291 kasus
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved