Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Cukup Rp14 Ribu Keliling Pulau Seribu

Irwan Saputra
11/3/2016 02:10
Cukup Rp14 Ribu Keliling Pulau Seribu
(MI/Atet Dwi Pramadia)

WARGA Kepulauan Seribu kini lebih mudah bersilaturahim, baik dengan saudara mereka yang ada di kepulauan maupun dengan saudara mereka yang tinggal di Jakarta, sebab sejak 28 Januari 2016, kapal perintis KM Sabuk Nusantara 46 telah beroperasi.

Pembukaan kapal penghubung antarpulau yang layak di Kepulauan Seribu diyakini bakal menggerakkan ekonomi di sana.

Apalagi tarifnya sangat terjangkau, hanya Rp14 ribu.

Dengan itu, masyarakat dapat berlayar di atas kapal perintis dengan fasilitas yang nyaman dan aman.

Tiga kali seminggu, yakni setiap Senin, Rabu, dan Sabtu pukul 08.00 WIB, kapal buatan Tegal, Jawa Tengah, itu berlayar dari Pelabuhan Sunda Kelapa menuju Kepulauan Seribu.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sunda Kelapa Hermanta mengatakan pelabuhan Sunda Kelapa dipilih sebagai tempat bersandar kapal besi dengan syarat kedalaman minimal 2,30 meter.

"Sunda Kelapa memiliki kedalaman perairan yang draftnya 2,4 meter, kalau di Kali Adem lebih dangkal, jadi tidak bisa," katanya kepada Media Indonesia, Sabtu (5/3).

Di dalam kapal dengan panjang 44,30 meter dan lebar 9 meter itu, terdapat dua ruangan kelas ekonomi berkapasitas 114 tempat tidur.

Jadi, selama perjalanan, penumpang dapat menanti sambil berbaring dan beristirahat di dalam kapal. Kenyamanan makin terasa dengan adanya pendingin ruangan.

Tidak hanya itu, di kapal yang memiliki tiga lantai itu, ada beberapa fasilitas lain, seperti TV, kantin, ruang makan, toilet yang bersih, klinik, musala, sampai ruang laundry yang dilengkapi mesin cuci.

Karena baru, seluruh ruangan di kapal tersebut masih tertata rapi dan terlihat bersih dan belum ada bau tidak sedap. Entah jika sudah berjalan lebih dari dua tahun.

Nakhoda KM Sabuk Nusantara 46, I Ketut Dangin, menjelaskan kecepatan kapal itu mencapai 11 knot, tapi biasanya kapal hanya berjalan dengan kecepatan 9-10 knot.

Jadi, untuk mencapai destinasi terakhir, kapal dengan rute Sunda Kelapa-Pulau Untung Jawa-Pulau Pramuka-Pulau Kelapa itu membutuhkan waktu sekitar 8 jam.

Di setiap pulau, waktu pemberhentian sekitar setengah sampai satu jam.


Subsidi

Kepala Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa Transportasi Kementerian Perhubungan Imam Hambali menyatakan kapal itu disediakan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pulau dan menfasilitasi wisatawan ke Pulau Seribu.

Kunjungan setiap pulau besar di Kepulauan Seribu pada hari libur rata-rata 1.000 orang.

Terkait murahnya tarif tiket, jelas Imam, pemerintah menyubsidi sebesar Rp15 ribu per tiket.

Menurut rencana, pemerintah akan menambah satu kapal sejenis untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

"Kalau sekarang kan selang-seling harinya, karena hanya satu kapal. Jadi butuh dua kapal supaya bisa bergantian, ada yang pergi, ada yang pulang," jelasnya.

Beroperasinya kapal perintis itu disambut suka cita warga setempat.

Desi, 38, warga di Pulau Pramuka mengaku terbantu dengan adanya kapal perintis itu, sebab ia rutin pulang pergi ke Jakarta.

Apalagi dengan harga tiket yang dinilai paling murah daripada kapal penumpang lainnya.

"Lebih sering naik ini sekarang, karena lebih aman, nyaman, murah, dan jalan masuknya enggak bau dan jorok seperti di Pelabuhan Kali Adem," cetusnya.

Warga lainnya, Ani, 34, pedagang makanan di Pulau Untung Jawa, berharap beroperasinya kapal perintis KM Sabuk Nusantara 46 akan meningkatkan wisatawan.

Dampak peningkatan jumlah wisatawan tentunya akan meningkatkan omzet penjualannya.

Ia mengaku mulai merasakan ada peningkatan penjualan barang dagangannya.

Warga setempat menyebut kapal perintis itu dengan kapal Ahok--sapaan Gubernur DKI Jakarta.

"Kalau kapal ojek (kapal lambat yang terbuat dari kayu) kan tidak singgah kesini, kapal Ahok ini iya. Jadi wisatawan lebih nambah, apalagi kalau hari libur," ungkapnya.

Menurut Ani, satu hal yang dikawatirkannya ialah perawatan kapal perintis tersebut. Saat ini memang kondisinya masih baru sehingga kenyamanannya masih baik.

Biasanya, jika sudah beroperasi lebih dari setahun, perawatan mulai diabaikan.

"Semoga sih tidak, kapal perintis ini tetap dijaga pelayanannya," harap Ani. (J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya