Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
JUMLAH armada Trans-Anggrek yang hanya lima unit membuat sebagian besar warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tidak mengetahui adanya layanan bus gratis tersebut.
Padahal transportasi umum gratis yang dibiayai oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel itu diluncurkan sejak tahun lalu, bahkan kini mulai berhenti beroperasi lantaran anggaran operasio-nalnya belum cair.
Akibat minimnya armada yang harus melayani koridor 2 sepanjang 18,8 kilometer (km) yang menghubungkan Pondok Cabe-Rawabuntu, waktu yang dihabiskan calon penumpang untuk menunggu bus menjadi lama.
Itulah yang membuat masyarakat tidak menjadikan bus Trans-Anggrek sebagai transportasi favorit.
Seperti dikatakan Usman, 29, salah seorang warga Tangsel, lamanya waktu tunggu membuat ia akhirnya enggan memanfaatkan moda transportasi unggulan daerah termuda di Provinsi Banten tersebut.
"Lebih enak tetap mengendarai sepeda motor. Jalur (yang dilewati Trans-Anggrek) baru di situ-situ saja. Mobilnya pun sedikit. Jadi lebih lama nunggunya ketimbang perjalanannya," kata dia, beberapa waktu lalu.
Jika terpaksa harus menggunakan angkutan umum, ujarnya, ia akan memilih naik angkutan kota (angkot) reguler.
Alasannya, jumlah armadanya banyak sehingga bisa ditumpangi kapan pun.
Selain itu, waktu tempuhnya lebih cepat.
"Kalau naik bus Trans-Anggrek, jalannya muter-muter. Dari Pamulang mau ke Pondok Cabe saja harus muter lewat Ciputat. Kalau naik angkot atau motor, tinggal lurus lewat (Jalan) Reni Jaya, 5 menit sudah sampai. Kalau lewat Ciputat, selain jauh, lalu lintasnya macet," ucap Usman.
Ia berharap Pemkot Tangsel menata transportasi umum dan melebarkan jalan lebih dahulu.
Setelah itu, baru menyediakan transportasi modern seperti yang sudah diterapkan di Jakarta, yakni Trans-Jakarta.
Dengan demikian, jalur bus Trans-Anggrek bisa dibuat terpisah dari kendaraan lainnya.
"Kalau jalur bus Trans-Anggrek masih seperti sekarang, bercampur dengan kendaraan lain, ya sama saja, tetap kena macet. Apalagi jalan yang ada di sini enggak lebar," ujarnya.
Warga lainnya, War, 51, yang tinggal di Pondok Aren, malah belum mengetahui adanya layanan bus Trans-Anggrek.
Padahal, bus itu dioperasikan agar seluruh warga Tangsel mau beralih dari kendaraan pribadi demi mengurai kemacetan lalu lintas.
Pondok Aren juga menjadi kawasan yang rencananya bakal dilayani Trans-Anggrek pada pengembangan koridor selanjutnya. (DA/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved