Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Trans-Anggrek Tangsel Mangkrak

Deni Aryanto
11/3/2016 01:50
Trans-Anggrek Tangsel Mangkrak
(Istimewa)

GENAP satu tahun lima bus circle line milik Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang diberi nama Trans-Anggrek diluncurkan.

Namun, dalam kurun waktu tersebut pengoperasiannya kerap menghadapi berbagai kendala.

Padahal, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tangsel menargetkan Trans-Anggrek hadir untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di kota yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta itu.

Berdasarkan pantauan Media Indonesia beberapa waktu lalu, seharian penuh kelima bus Trans-Anggrek bahkan tidak beroperasi, hanya terparkir di tepi Jalan Pahlawan Seribu, Serpong.

Semestinya, angkutan umum gratis yang mendapat subsidi dari Pemkot Tangsel itu beroperasi secara terjadwal untuk mengangkut penumpang.

Di lokasi yang tak jauh dari Kantor Dishubkominfo Kota Tangsel itu juga tidak terlihat satu pun sopir ataupun kernet bus.

Kepala Bidang Angkutan Dishubkominfo Kota Tangsel Wijaya Kusuma saat dimintai konfirmasi membenarkan kelima bus yang masing-masing berkapasitas 29 tempat duduk itu tidak beroperasi karena biaya operasionalnya belum cair.

"Iya (sedang tidak beroperasi), Cing. (Anggaran) BBM (bahan bakar minyak)nya belum turun," kata Wijaya melalui layanan Blackberry messenger-nya.

Dengan belum cairnya anggaran, kelima bus berarti sudah tidak beroperasi sejak awal tahun ini.

Pada kesempatan itu, ia juga mengungkapkan jumlah armada bus Trans-Anggrek yang baru lima unit masih sangat minim.

Rencananya pada tahun ini jumlah bus akan ditambah lima unit lagi sebagai hibah dari Kementerian Perhubungan.

"Maret ini akan datang lima bus bantuan," ujarnya.

Namun, sebetulnya pada saat masih beroperasi pun, kelima bus yang diluncurkan mulai Maret 2015 itu sepi penumpang.

Bahkan, bus sering kali terlihat meluncur tanpa penumpang.

Sekretaris Dishubkominfo Kota Tangsel Taryono menambahkan, selain terbentur anggaran, layanan bus Trans-Anggrek kurang diminati akibat belum selesainya pembangunan infrastruktur bus, seperti halte di tiap titik pemberangkatan dan kedatangan.

"Oleh karena itu, jumlah armada akan terus akan ditingkatkan. Demikian juga dengan fasilitas pendukung seperti halte, dan kualitas layanannya," katanya.

Akan tetapi, Taryono tidak dapat menjelaskan berapa total jumlah halte yang akan dibangun di sepanjang koridor perjalanan bus serta sejauh mana proses pembangunannya kini.

Ia juga tidak dapat menjelaskan besarnya anggaran yang disediakan untuk operasional bus Trans-Anggrek tahun ini.

Namun, sejak bus mulai beroperasi, penumpang tidak dipungut biaya perjalanan atau gratis.

Berdasarkan informasi, tahun lalu bus tersebut selama beroperasi delapan bulan menelan anggaran Rp1,25 miliar.

Anggaran sebesar itu antara lain untuk gaji sopir, kernet, bahan bakar, serta biaya pemeliharaan seperti peng-urusan uji kir dan pembelian pelumas.

Anggaran paling besar digunakan untuk pembelian bahan bakar, yakni sekitar Rp754 juta.

"Anggaran operasional sekarang untuk (bus) yang sudah ada. Jika ada tambahan armada, anggaran untuk biaya operasionalnya akan ditambah pada APBD perubahan. (Sekarang penumpang masih) gratis karena bus masih pelat merah," paparnya.


Bisa dikomersialkan

Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie pernah menyatakan sepinya peminat bus Trans-Anggrek yang disebutnya sebagai angkutan nyaman dan aman itu terus menjadi perhatian pemerintah daerah.

Pejabat yang baru terpilih kembali sebagai orang nomor dua di Kota Tangsel itu bahkan menyatakan bisa saja kelak bus Trans-Anggrek dijadikan sebagai angkutan khusus pelajar.

"Kami memang terus melakukan evaluasi terhadap kelanjutan bus Trans-Anggrek," ungkapnya.

Menyangkut masalah anggaran, lanjutnya, bus-bus yang kini baru melayani koridor 2 itu dapat dikomersialkan, tapi tetap ditambah dengan subsidi dari pemerintah.

Langkah konkretnya, pengelolaan bus diserahkan kepada anak perusahaan PT Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PITS) di bidang pelayanan transportasi.

"Sekarang masih dalam taraf uji coba. Bila sudah siap semua dan PITS telah membentuk anak perusahaan, Trans-Anggrek bisa saja dihibahkan untuk dijadikan sebagai bus berpelat kuning," urainya.

Benyamin yakin, dengan cara itu operasional Trans-Anggrek tidak akan mangkrak. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya