DATA Kementerian Kesehatan menyebutkan wilayah Jakarta Timur menjadi salah satu daerah tingkat dua dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi yakni 161 kasus dan berada di peringkat 10.
Menurut Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Indra Setiawan, kasus DBD di wilayah itu cukup tinggi sebagai dampak banjir yang sempat melanda wilayah itu beberapa kali pada Januari hingga Februari lalu.
"Ini menyebabkan timbulnya tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD terutama di area outdoor yang sulit atau tidak terjangkau seperti barang bekas botol-botol, ember bekas, tempat lainnya akan terisi oleh air hujan. Sampah-sampah ini menjadi tempat potensial perkembangbiakkan nyamuk penular DBD," kata Indra saat dihubungi Media Indonesia, Senin (9/3).
Kondisi kelembaban udara di Jakarta saat ini merupakan kelembaban yang optimal untuk perkembangbiakan nyamuk, sehingga angka kepadatan populasi vektor saat ini tinggi.
Baca juga : Pro Pansus Banjir, Gerindra: Kami Cari Solusi, Bukan Menyalahkan
Tingginya kepadatan populasi vektor saat ini jika tidak segera dilakukan upaya-upaya pengendaliannya maka akan menyebabkan tingginya angka penularan DBD pada minggu atau bulan-bulan berikutnya.
Untuk itu, pihaknya akan tetap mewaspadai penularan DBD melalui nyamuk dengan meningkatkan frekuensi pemberantasan sarang nyamuk atau PSN.
"melakukan pemetaan tempat-tempat potensial perindukan nyamuk penular DBD (RW Rawan DBD) untuk segera dilakukan intervensi pengendalian vektor sebagai antisipasi peningkatan kasus DBD melalui peningkatan frekuensi PSN menjadi dua kali seminggu," ujarnya.
"Larvasidasi massal baik di dalam maupun diluar rumah termasuk area terbuka yang selama ini tidak termonitor serta melakukan pembinaan teknis terhadap kader jumantik dengan berkoordinasi dengan lintas sektor," tegasnya.(OL-7)