Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Benahi Sistem Aliran Sungai secara Modern

Ars/J-2
10/2/2015 00:00
Benahi Sistem Aliran Sungai secara Modern
Sungai Ciliwung(Antara)

MUSIM hujan masih membuat warga Ibu Kota khawatir akan datangnya banjir. Penyebabnya pun beragam, mulai curah hujan yang tinggi, drainase yang buruk, banjir kiriman dari daerah hulu, hingga rob di pantai utara Jakarta.

Selain itu, sampah pun membuat aliran air terhambat dan menyebabkan genangan. Sampah yang melimpah akan membuat sungai jadi dang-kal dan aliran air tersendat.

"Masalahnya, penanganan sampah di aliran sungai masih dilakukan secara konvensional dengan melibatkan manusia sebagai subjek dan objek utama," kata Direktur Utama PT Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya Sriwidayanto Kaderi di Jakarta, kemarin.

Ia mencontohkan pembuatan sipon, atau terowongan air, di Kali Bekasi, Jawa Barat, oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang masih manual.

Padahal, tempat itu menjadi salah satu kunci kelancaran air sungai dan pasokan air bersih bagi warga Jakarta. Itu pun berimbas pada kualitas air di Jakarta. "Kelancaran dan kualitas air sungai itu, salah satunya, melintasi sipon Bekasi tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan sipon yang dibangun secara manual dan menggunakan tenaga manusia berpotensi membahayakan keselamatan. Ia pun meminta Kementerian PU untuk mengganti dengan teknologi canggih melalui penggunaan mesin.

"Kami pernah kirim surat menyarankan penggunaan alat automatic machine untuk mengurangi tenaga manusia yang masuk ke sungai buat membersihkan sampah. Namun, sejauh ini, belum dikabulkan," ujarnya.

Sementara itu, Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU Mudjiadi menyatakan pihaknya telah berupaya optimal memelihara sungai termasuk sipon di Bekasi yang dise-rahkan kepada pihak ketiga.

Sejauh ini, dirinya mengaku tidak tahu standar keamanan yang digunakan. Namun, ia yakin semuanya sesuai dengan prosedur.

Ia menambahkan ada peluang menggunakan alat modern untuk membersihkan aliran sungai dari sampah yang menggantikan tenaga manusia. "Ini perlu dilakukan studi dulu," ujar dia.

Pengamat kebijakan publik dari LIPI Tedi Lesmana menyatakan saat musim banjir, perlu peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah.

"Namun, kita juga harus memulai manajemen sampah serta aliran sungai dengan teknologi canggih terutama saat musim hujan," kata dia.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya