Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SISI selatan Monumen Nasional (Monas) terlihat gundul. Kawasan yang menjaid pintu masuk utama ke objek wisata ikon ibu kota yang dulu rindang dan sejuk itu kini gersang.
Sebanyak 191 pohon besar ditebang dan 85 pohon berukuran kecil dipindahkan dari lokasi itu demi proyek revitalisasi Monumen Nasional.
Berbagai jenis pohon besar ditebang dari mulai trembesi, mahoni, hingga tabebuya. Dua jenis pohon yang disebutkan di awal memiliki nilai yang sangat tinggi di pasaran.
Semisal harga kayu mahoni dijual Rp2,5 juta permeter kubik untuk kaso. Sementara untuk kayu batangan dijual Rp400ribu permeter tergantung dari diameternya.
Kayu berjenis trembesi dijual lebih mahal lagi dengan kisaran Rp1,5 juta hingga Rp1,9 juta dengan diameter 40cm. Harga termahal dijual Rp3,8 juta dengan diameter 70cm.
Baca juga: Anies Tegaskan Revitalisasi Monas Tetap Jalan
Problemnya hingga saat ini tidak jelas ke mana sisa-sisa kayu-kayu berharga hasil tebangan pohon itu dilarikan.
Kasi Informasi UPT Monas Irfal Guci sempat menyebut sisa pohon yang ditebang dibawa ke gudang Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Timur. Namun, hal itu ditepis oleh Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Suzi Marsitawati.
Suzi berkelit, pihaknya tidak bertanggung jawab perihal penebangan pohon. Ia hanya merekomendasikan terkait izin penebangan hingga kewajiban penggantinya.
"Tanggung jawab itu bukan di dinas kami. Tapi ke pemegang proyek yakni Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata). Kami hanya merekomendasikan berapa penggantiannya tiga kali lipat yakni 573 dari 191 pohon yang ditebang," kata Suzi di Balai Kota, Kamis (6/2).
Suzi juga menyebut tidak merekomendasikan terkait jenis pengganti pohon yang akan ditanam di Monas. Menurutnya, jenis pohon yang menjadi tanaman pengganti mengikuti desain sayembara yang dibuat oleh konsultan independen.
Di kesempatan terpisah, Kepala Dinas Citata DKI Jakarta Heru Hermawanto justru melempar kembali tanggung jawab terkait pohon-pohon yang ditebang itu ke Dinas Pertamanan dan Hutan Kota.
Menurutnya, pengawasan penebangan dilakukan oleh dinas itu.
"Itu harusnya di Dinas Pertamanan yang mengawasi. Kalau saya soal proyeknya bukan soal penebangan pohonnya," ujarnya.
Di sisi lain, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah justru meminta agar penebangan pohon ini tidak lagi diributkan. Sebab, pihaknya sudah menjamin akan menanam kembali pohon yang ditebang itu dengan jumlah tiga kali lipat.
Ia bahkan menyatakan bahwa pohon-pohon yang ditebang tersebut tidak bernilai. "Pohon-pohon itu tidak ada nilainya kok," tukasnya.(OL-4)
1 Mei diperingati Hari Buruh Sedunia atau May Day. Hari tersebut adalah sebuah peringatan atas solidaritas pekerja yang merujuk pada peristiwa kerusuhan Haymarket
Sejumlah musisi akan meramaikan panggung hiburan musik dalam rangka memeriahkan “Liburan Lebaran di Monas” yang akan digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, besok.
(Monas) dibuka dari jam 06.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB selama libur Lebaran. Adapun jumlah pengunjung tercatat mencapai 49 ribu.
UNIT Pengelola Kawasan (UPK) Monumen Nasional (Monas) memperpanjang waktu kunjungan hingga pukul 22.00 WIB pada saat libur panjang Isra Mikraj dan Imlek 2025.
Sebanyak 44 ribu lebih pengunjung itu terdiri atas 159 wisatawan mancanegara (wisman) dan 44.207 wisatawan domestik.
Sebanyak 37 ribu lebih per hari orang berkunjung ke kawasan Monumen Nasional (Monas) selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved