Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Bangun Depo di Ancol Barat, MRT Hadapi Penurunan Muka Tanah

Putri Anisa Yuliani
06/2/2020 14:14
Bangun Depo di Ancol Barat, MRT Hadapi Penurunan Muka Tanah
MRT terhenti akibat pemadaman listrik dan sejumlah penumpang sempat tidak bisa keluar.(MI/Susanto)

TANTANGAN berat akan dihadapi PT MRT Jakarta dalam rangka melanjutkan penyelesaian MRT koridor selatan-utara fase 2 dari Bundaran HI-Kota yang akan diperpanjang hingga Ancol Barat.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Sabandar menyebut tantangan berat yang harus dihadapi dalam membangun depo di Ancol Barat yakni penurunan permukaan tanah.

Baca juga: DPRD akan Panggil Jakpro Minta Kejelasan Sirkuit Formula E

Diketahui lahan yang sebelumnya dimiliki swasta itu beberapa cm lebih rendah daripada permukaan laut Telut Jakarta karena adanya laju penurun muka tanah.

"Pembangunan fase 2 ini sangat menantang. Untuk di Ancol Barat itu kita akan menghadapi tantangan di mana lahannya itu di bawah permukaan laut. Kita harus mengantisipasi bahkan sejak perencanaan dilakukan," kata William di Jakarta, Rabu (5/2).

Menurutnya, perlu ada antisipasi dari segi perencanaan infrastruktur selain untuk mengantisipasi potensi penurunan muka tanah, MRT Jakarta juga harus mengantisipasi banjir rob. Terlebih lokasi depo akan menggunakan sistem tapak seperti di Lebak Bulus.

"Untuk itu kita akan berkoordinasi dengan BMKG sebagai lembaga yang memiliki informasi tentang MKG dan langkah antisipasi yang harus diambil," ungkapnya.

William juga menambahkan koordinasi dengan BMKG ini juga akan dilakukan untuk merencanakan pembangunan infrastruktur Stasiun Sarinah hingga Kota.

Pembangunan rute ini nantinya akan berada di 30-40 meter di bawah tanah. Kedalaman ini lebih jauh dibanding stasiun bawah tanah di fase 1 yakni dari Stasiun Bundaran Senayan hingga Stasiun Bundaran HI. Sebabnya, MRT Jakarta harus menghindari Kali Ciliwung yang mengalir di wilayah Harmoni hingga Glodok.

"Tantangan ini menjadi sangat sulit. Kita juga harus mengantisipasi kalau-kalau ada banjir saat proses pengeboran terowongan serta mencegah banjir di permukaan. Jangan sampai orang-orang mengira bahwa ada banjir di atas karena ada proyek MRT di bawahnya," ungkap William. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya