Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
UNTUK ketiga kalinya Presiden Joko Widodo mendatangi lokasi bencana longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Senin (3/2).
Dalam kunjungannya Jokowi didampingi para menterinya, di antaranya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Bupati Bogor Ade Yasin.
Selain meninjau lokasi bangunan talud yang dikerjakan Kemen PUPR di Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Jokowi pun melakukan penanaman pohon vetiver bersama di sekitar lahan longsor di Desa Pasir Madang.
Jokowi mengatakan, untuk di tempat atau lokasi-lokasi yang terjadi bencana banjir dan utamanya lagi yang tanahnya longsor, pendekatannya bukan hanya pendekatan fisik saja.
"Bukan hanya bangunan-bangunan fisik saja. Tapi juga yang berkaitan dengan vegetatif seperti ini, mulai kita dekati. Sehingga untuk sistem yang ada tidak terganggu dan rusak karena memang kita perbaiki,"jelas Jokowi.
Baca juga: Tersisa Tiga Desa Terisolasi di Sukajaya Kabupaten Bogor
Jokowi mencontohkan kasus di Sukajaya. Khusus di lokasi bencana Sukajaya, katanya akan dilakukan secara bertahap.
Untuk tahap pertama, kata Jokowi, pemerintah menyiapkan kurang lebih 92 ribu tanaman. Tanaman yang disiapkan itu yang baik untuk sisi atau nilai ekonominya tinggi seperti jengkol, durian, sirsak, pete, sengon. Selain itu juga disiapkan tanaman yang fungsinya untuk perbaikan ekologi, perbaikan ekosistem yaitu vetiver, sereh wangi.
"Vetiver ini akarnya bisa 2 meter, 4 meter. Ini yang akan terus kita dekati dengan cara-cara itu. Sehingga kita harapkan dengan dua pendekatan ini, bencana terkait banjir, longsor, bisa kita selesaikan,"katanya.
Sementara untuk yang lebih luas, pemerintah menyiapkan lagi dalam jumlah jutaan.
"Bibit-bibit seperti ini jangan sampai kegiatan fisik, tapi juga kegiata vegetatif, ekologi, ekosistem. Seperti tadi yang ditanam di Harkat Jaya, ada kemiringan-kemiringan sudah ditanam vetiver," pungkasnya. (A-2)
Dalam beleid yang diteken Presiden pada 25 Januari 2019 itu, ia memerintahkan kementerian dan lembaga negara terkait melakukan percepatan peningkatan prestasi sepak bola.
Inpres itu diharapkan menjadi formula jitu untuk meningkatkan prestasi sepak bola di Indonesia.
Jokowi menyebut keberhasilan Indonesia menjadi juara Piala AFF U-22 menunjukkan kekuatan harmoni Tim Garuda Muda.
Presiden menyebut bonus tambahan itu tak cuma diberikan kepada pemain. Pelatih dan ofisial Timnas juga mendapatkannya.
Sudah sejak 1991, Indonesia gagal meraih medali emas sepak bola dari ajang SEA Games.
Bansos yang disalurkan itu berupa, bansos non tunai Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Rastra.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved