Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KEPALA Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan tanggul laut National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang dikerjakan oleh DKI terpantau aman. Berkaca dari jebolnya tanggul laut yang dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Selasa (3/12), Juaini menyebut pihaknya sudah melakukan pengecekan secara berkala.
“Yang dibangun DKI sejauh ini masih aman dan tidak ada gangguan. Semoga memang tidak ada apa-apa ke depan,” ungkap Juaini di Jakarta, Rabu (4/12).
Juaini menyebut dalam pembangunan tanggul ada pemancangan beton-beton turap hingga sedalam 30 meter sampai 40 meter ke bawah laut. Pemancangan beton dilakukan sedalam itu ditujukan agar tiang beton ditancapkan hingga di lahan kedalaman yang stabil.
“Ya jadi harus sampai menyentuh permukaan yang keras dan stabil sehingga kuat menahan terjangan gelombang yang kuat,” ungkapnya.
Sementara itu, menanggapi jebolnya tanggul di Muara Baru, Jakarta Utara pihaknya mengatakan ada dugaan belum matangnya pemancangan tiang beton ditambah adanya gempuran cuaca. “Ya bisa saja karena belum stabilnya pemancangan tanah dan juga ada faktor gelombang laut yang cukup kencang. Hal itu bisa saja terjadi,” katanya.
Juaini mengaku sudah mendapat laporan terkait jebolnya tanggul Muara Baru dari pihak BBWSCC. “Mereka sudah laporan dan sudah ditutupi sengnya. Karena memang itu bahaya ya kalau ada warga mendekat bisa amblas,” terangnya.
Salah metode
Pihak BBWSCC mengatakan ada pengerjaan penimbunan lahan di tanggul Muara Baru, Jakarta Utara saat terjadi jebol.
Pada disain pembuatan tanggul seharusnya ada penimbunan lahan dengan material tanah untuk mengisi ruang kosong dari daratan utama ke bibir tanggul untuk kemudian di atasnya dibeton dan menjadi jalan inspeksi. Hal itu sudah dilakukan di titik-titik tanggul laut yang lain seperti di lokasi dekat Waduk Pluit.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksanaan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) BBWSCC Ilham Firmansyah menyebut dugaan adanya kesalahan dalam metode penimbunan lahan itu.
“Kita menduga ada di metode penimbunan itu. Tapi kita masih investigasi terus ya, kita tunggu hasil pastinya,” ungkap Ilham.
Investigasi akan dilakukan menyeluruh seperti terkati struktur tanah dan gelombang laut. Investigasi juga melibatkan tenaga ahli dari Puslitbang Sumber Daya Air Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Ilham menyebut pengerjaan tembok tanggul dilakukan pada 2015 dan selesai pada 2018 lalu. Sementara, untuk penimbunan tanah adalah tahap akhir yang seharusnya selesai pada akhir tahun ini.
Ia pun menyebut kemungkinan pengerjaan jalan inspeksi sebagi tahap akhir tanggul akan mundur namun tidak akan memakan waktu lama.
“Penyelesaian mundur ada ya, karena bertanggung jawab memperbaiki itu ada,” tuturnya.
Areal tanggul yang jebol ada sepanjang 150 meter. Meski titik tanggul yang jebol berada di dermaga sisi timur Pelabuhan Nizam Zachman yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, jebolnya tanggul tidak akan mengganggu aktivitas pelabuhan.
Jarak tanggul yang jauh dari permukiman warga juga menegaskan tidak ada aktivitas warga maupun nelayan yang terganggu akibat peristiwa itu.
“Pelabuhan masih normal. Aktivitas warga pun normal karena memang jauh. Kalau permukiman warga adanya di sisi barat yang dekat Waduk Pluit. Tapi kalau ini kan di sisi timur,” ungkapnya.
Di sisi lain, BBWSCC menurutnya telah rutin melakukan pemeriksaan secara berkala dari tanggul-tanggul yang sudah dikerjakan.
Sementara itu dari total 33,1km panjang tanggul laut yang harus dibangun sepanjang 9,3 km telah dibangun dengan rincian sepanjang 2,1km oleh pengembang pulau reklamasi, 4,5 km BBWSCC dan 2,7km Pemprov DKI. Sehingga sisanya masih ada 14,9 km yang harus dibangun DKI dan 8,8 km oleh BBWSCC serta 13,4km dibangun oleh pengembang. (J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved