Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Jakpro Revitalisasi 7 Fasilitas TIM

Putri Anisa Yuliani
25/11/2019 22:40
Jakpro Revitalisasi 7 Fasilitas TIM
Pusat kegiatan seni Taman Ismail Marzuki(Ist)

REVITALISASI pusat kegiatan seni Taman Ismail Marzuki (TIM) dimulai tahun ini dengan dana Rp1,8 triliun. Total ada sebanyak delapan fasilitas utama yang berkaitan dengan seni di dalam TIM yang akan turut direvitalisasi oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Fasilitas tersebut di antaranya adalah Wisma Seni, Galeri Seni, dan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin.

Wisma Seni direvitalisasi dengan mengubah bentuknya dari yang awalnya seperti vila menjadi bangunan vertikal. Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto menjelaskan hal itu dilakukan untuk menambah okupansi ruang menginap bagi para seniman yang berkegiatan di TIM serta meminimalisir penggunaan lahan. Dengan langkah itu terjadilah penambahan ruang terbuka hijau (RTH). Melalui optimalisasi ini, RTH di dalam TIM pun bertambah 27%.

Selain itu ada pula PDS HB Jassin yang akan menyatu dengan Perpustakaan. “Kondisi eksisting PDS HB Jassin sangat mengkhawatirkan. Kami akan memodernisasi itu sehingga lebih menarik bagi masyarakat serta untuk mengamankan dokumen-dokumen penting yang bersejarah,” kata Dwi dalam konferensi pers Jakarta, Senin (25/11).

Bangunan lainnya yang akan direvitalisasi yakni kineforum atau ruang sinematografi. Ruang itu akan sedikit ditambah kapasitasnya menjadi 25 kursi dan dengan teknologi yang lebih moderen untuk menjadi sarana para seniman memutar film hasil karyanya. Juga ada Planetarium yang dalam rencana revitalisasi akan semakin ditonjolkan menjadi ikon TIM.

“Untuk revitalisasi Planetarium sendiri kami berhati-hati karena itu bangunan cagar budaya. Kmi juga berkoodinasi dengan komunitas astronomi baik yang profesional maupun non profesional,” jelas Dwi.

Bangunan kelima adalah Graha Bhakti Budaya yang awalnya hanya mampu menampung 800 pengunjung akan ditingkatkan menjadi 1.300 pengunjung dengam fasilitas sound system yang lebih modern. Keenam ada bangunan lama yang sempat hilang kemudian diadakan lagi dalam pembanguna revitalisasi TIM seperti Teater Arena.
“Teater Arena ini bisa dipakai untuk ekspresi para seniman, berdeklamasi. Tempatnya lebih tepat. Saya terus terang sedih kalau sekarang melihat seniman berdeklamasi di tempat parkir. Ini kita buatkan tempat yang lebih proper,” tukasnya.

Ketujuh ialah pembangunan Museum Sejarah TIM. Museum ini nantinya akan menampilkan sejarah perjalanan TIM.

Hanya akan ada dua fasilitas yang berbayar yakni Wisma TIM atau yang nantinya menjadi hotel serta Graha Bakti Budaya. Sementara untuk fasilitas lainnya akan digratiskan bagi masyarakat maupun seniman. Adanya kekhawatiran terkait biaya sewa yang mahal menurut Dwi bisa didiskusikan kemudian. “Intinya pasti kami mendukung dan soal tarif itu bisa didiskusikan kemudian,” tandasnya.


Hormati sejarah

Sementara itu Ketua fraksi PDIP Gembong Warsono mengatakan revitalisasi harus mempertahankan ruang budaya untuk memertahankan leluhur bangsa. Pembangunan hotel tersebut dinilai sudah melenceng dari dari tujuan dan hanya berorientasi bisnis semata. “Ada ruang yang memang kita pertahankan untuk bisa melestarikan leluhur bangsa. Maka revitalisasi yang dilakukan tidak boleh melenceng dari tujuan itu. Memang ruang yang diperuntukkan ketahanan budaya, tapi justru dimanfaatkan untuk area bisnis. Itu keluar dari konteks pelestarian budaya,” tegasnya.  

Dengan demikian Gembong akan secepatnya berkoordinasi dengan SKPD terkait rencana revitalisasi. Pembangunan atau revitasasi jangan sampai melupakan akar budaya terlebih menurut Gembong bicara untung dan rugi.   “Bicara budaya itu tidak bisa ngomongin untung rugi, tapi bagaimana kita bisa eksis dengan jati diri bangsa kita yang dilakoni oleh para seniman khususnya di Jakarta. orientasinya sudah berbeda,” cetusnya.

Anggota komisi A tersebut menilai gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan sedang menutupi tujuan utamanya membangun lingkar bisnis di tengah upaya efisiensi dari defisit anggaran Rp10 triliun. “Khususnya yang menyangkut pembangunan hotel pasti kami akan tunduk kepada perintah DPP Partai yakni koordinasi dengan SKPD untuk mengurungkan niat Pemprov DKI membangun hotel bintang lima di area pelestarian budaya,” imbuhnya. (Sru/J-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya