Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan musim hujan akan lebih dulu hadir di wilayah Bogor dan Sukabumi. Karena itu, warga dan Pemprov DKI Jakarta harus bersiap untuk menerima banjir kiriman dari kedua wilayah tersebut.
"Iya, harus waspada, tetapi saat ini curah hujan belum maksimal," ungkap Kepala Subbidang Produksi Informasi Iklim dan Cuaca BMKG Siswanto ketika dihubungi, kemarin.
Siswanto menyebut Bogor dan Sukabumi akan mulai diguyur hujan secara intens pada pekan depan. Pembentukan awan pada hari-hari ini terkonsentrasi di wilayah Bogor, Sukabumi, serta dapat meluas hingga wilayah selatan Jakarta, sebagian Bekasi, dan Tangerang Selatan.
Pembentukan awan-awan hujan dimungkinkan karena kelembapan udara memenuhi dan cukup kuatnya gerak udara naik (updraft) di wilayah-wilayah di sekitar pegunungan ini.
Sementara itu, Jakarta dan sekitarnya baru akan intens diguyur hujan pada akhir bulan Oktober ini. "Terutama dimulai dari wilayah selatan dan barat," ujarnya.
Kendati Jakarta sudah dihampiri hujan, menurut dia, musim di Jakarta masih memasuki musim peralihan atau pancaroba. Hujan yang turun pun masih bersifat lokal atau sporadis.
Ia menambahkan, Jakarta baru akan memasuki puncak musim hujan pada Januari hingga Februari mendatang dengan intensitas yang sama seperti tahun sebelumnya.
Sementara itu, ancaman membludaknya sampah akibat tingginya curah hujan di Bogor mulai menghantui bantaran Kali Cikeas sebab hulu sungai tersebut sudah masuk musim hujan.
Seperti yang terjadi di Bendung Koja, kemarin pagi, tumpukan sampah jenis bambu menutup bibir sungai sepanjang 100 meter. Lautan sampah ini terjadi akibat dorongan air dari hulu Sungai Cikeas. Guyuran hujan mengakibatkan debit air meningkat hingga 175 sentimeter.
"Tumpukan sampah ini sudah terlihat sejak Kamis pagi," kata kordinator Komunitas Peduli Sungai Cikeas Cileungsi, Puarman Kahar, kemarin.
Menurut Puarman, pihaknya belum mengetahui pasti asal sampah tersebut. Namun, diduga kiriman tersebut berasal dari wilayah hulu sungai di Bogor dan sebagian ada juga berasal dari Kota Bekasi. "Itu kemungkinan bisa berasal dari Bogor dan Bekasi," kata dia.
Saat ini kondisi tumpukan di Bendung Koja masih dilakukan pembersihan bersama petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat. Pasalnya, bila tidak ditangani, itu bakal berpotensi banjir.
"Ada beberapa wilayah yang terancam banjir bila sampah ini tidak diangkut," tandas dia.
Sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta telah mengangkut sekitar 98,5 ton sampah kiriman dari hulu sungai (kawasan Bogor) mengalir ke Jakarta melintasi beberapa sungai. Sebagian tertahan di dua lokasi imbas dari hujan, Selasa (8/10) malam.
Rinciannya meliputi 80,5 ton sampah diangkut dari Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, dan 18 ton sampah diangkut dari Kanal Banjir Barat Season City, Jakarta Barat. (Put/Gan/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved