Ibu Kota Pindah, Integrasi Transportasi Jabodetabek tetap Jalan

Putri Anisa Yuliani
28/8/2019 22:37
Ibu Kota Pindah, Integrasi Transportasi Jabodetabek tetap Jalan
Agung Wicaksono(Antara/ Sigid Kurniawan)

PEMINDAHAN ibu kota ke Kalimantan Timur tidak akan memengaruhi rencana integrasi transportasi Jabodetabek yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden No 55/2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ).

Menurut Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono, pengembangan rute dan revitalisasi Transjakarta termasuk ke dalam RITJ melalui Perpres tersebut. tanpa menyandang status ibu kota negara, Jakarta akan semakin fokus menjadi pusat bisnis di Indonesia.

"Jadi tidak terpengaruh pindah ibu kota. Seperti Washington DC menjadi pusat pemerintahan tapi bisnis akan tetap di New York. Sama halnya dengan Jakarta, tidak jadi ibu kota lagipun Jakarta akan tetap ramai dan membutuhkan penguatan transportasi yang memadai," kata Agung dalam agenda Temu Jurnalis Transjakarta di Go Work Working Space, Jakarta Pusat, Rabu (28/8).

Baca juga: DPRD DKI Targetkan Pemilihan Wagub Rampung Sebelum Akhir Tahun

Agung lebih lanjut menjelaskan dalam proposal pendanaan RITJ yang disusun Pemprov DKI, Transjakarta mendapat jatah Rp10 triliun untuk pengembangan rute serta penambahan armada bus dan Rp4 triliun untuk revitalisasi angkutan kota selama 10 tahun.

"Yang paling penting kami saat ini pun sudah melayani Bodetabek juga. Hal itu sejalan dengan program Jakarta City Regeneration yang digagas gubernur," imbuhnya.

Hal ini juga diutarakan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar. Dalam kesempatan terpisah, William menegaskan banyak kota-kota di dunia yang tidak lagi mendapat gelar ibu kota namun tetap mengembangkan transportasi massalnya.

"Seperti Malaysia yang tetap mengembangkan MRT di Kuala Lumpur meski sudah memindahkan pusat administrasinya ke Putrajaya. Jadi Jakarta akan tetap ekspansi untuk mengembangkan rute," tandasnya.

Dalam RITJ, MRT ditargetkan memperluas rute hingga sepanjang 230 km dalam waktu 10 tahun dan dengan proyeksi dana yang dibutuhkan sebesar Rp 230 triliun. Dana itu bisa berasal dari pinjaman, campur tangan APBD serta kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Sementara itu, saat ini MRT tengah mengerjakan konstruksi fase 2 melanjutkan rute fase 1 Lebak Bulus-Bundaran HI hingga ke Kota dan memperpanjang rute hingga depo di wilayah Ancol Barat.(OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya