Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
NASIB Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, akhirnya mendapatkan kepastian. Pengelolaan terminal tipe A ini ada di tangan pusat, yakni Badan Pengelola Transportasi (BPTJ) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, dan Kepala BPTJ, Bambang Prihartono, setelah apel gabungan Muspida Kota Bogor, Muspida Kabupaten Bogor, dan BPTJ di Terminal Baranangsiang, Senin (5/8).
“Pertama bersyukur, setelah melalui rangkaian proses yang cukup panjang, pada akhirnya kita bisa melaksanakan amanat pasal undang-undang. Terminal tipe A, termasuk aset kewenangan pengelolaannya di bawah pemerintah pusat, dalam hal ini kementerian perhubungan,” ungkap Dedie.
Selanjutnya, Dedie menginstruksikan pimpinan OPD dan satuan kerja perangkat daerah untuk dapat segera memberikan bantuan langkah-langkah yang diperlukan.
Kepala BPTJ, Bambang Prihartono, mengatakan, yang terpenting untuk Terminal Baranangsiang itu bukanlah siapa pengelolanya. “Tapi yang lebih penting adalah kita pemerintah pusat bersama pemerintah daerah ingin meningkatkan pemberdayaan pengoperasian terminal tipe A Baranangsiang,” papar Bambang. “Selain itu, Terminal Baranangsiang berada di Kota Bogor yang merupakan tempat domisili Presiden,” sambungnya.
Menurut Bambang, revitalisasi terminal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi (RIT) Jabodetabek 2018-2029. pelaksanaan RIT Jabodetabek terdiri atas tahap I pada 2018-2019; tahap II pada 2020-2024; dan tahap III pada 2025-2029.
Setelah dikelola pemerintah pusat, Terminal Baranangsiang akan dibangun menjadi transit oriented development (TOD). Jadi, Terminal Baranangsiang akan difungsikan menjadi pusat bersatunya transportasi di Kota Bogor. Selain menjadi stasiun akhir lintas raya terpadu (LRT), di sini juga akan dibangun TOD untuk moda transportasi trem yang beroperasi di pusat kota.
“TOD diperlukan agar masyarakat yang bermukim di Kota Bogor akan mudah untuk melakukan perjalanan ke luar Kota Bogor, khususnya ke Jakarta. Selama ini kan menggunakan KRL, tapi KRL sudah cukup padat. Oleh karena itu, perlu angkutan moda tambahan,” jelas Bambang.
Pembangunan TOD, lanjut Bambang, akan tetap memperhatikan masyarakat yang melakukan kegiatan bisnis sehari-harinya di sini. “Jangan sampai bisnis mereka terganggu, tapi justru lebih maju. Jadi, ada aspek transportasinya, ekonomi, dan sosial,” katanya. (DD/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved