Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Opsi Hujan Buatan Atasi Pencemaran Udara

Put/Ssr/J-3
04/7/2019 10:35
Opsi Hujan Buatan Atasi Pencemaran Udara
Sejumlah kendaraan melintas di jalan Tol Pondok Pinang-TMII terlihat samar karena polusi udara di Jakarta Selatan, Selasa (2/7/2019).(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta terbuka terhadap segala langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara. Salah satunya membuat hujan buatan dengan modifikasi cuaca. Upaya ini merupakan salah satu langkah jangka pendek untuk mengatasi pencemaran udara Ibu Kota.

Teknologi itu secara nasional dimiliki oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

Demikian disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Andono Warih di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.

"Kalau panas seperti ini, partikel-partikel yang dihasilkan aktivitas di Jakarta akhirnya akan menutup dan membentuk lapisan di atmosfer. Kalau ada hujan lapisan ini terbuka, seperti dicucilah. Seperti kita, misalnya baju, kalau kena air, kan kotorannya bisa hilang. Kalau kotoran di udara kena hujan, juga hilang menjadi lebih bersih," ungkap Andono.

Di sisi lain, Andono menegaskan kemungkinan hujan buatan akan dibuat di langit Jakarta masih akan dikaji serta dipertimbangkan. Saat ini pihaknya juga terus melakukan imbauan agar masyarakat mau beralih ke kendaraan umum karena asap kendaraan bermotor diklaim menyumbang 75% pencemaran udara di Ibu Kota.

"Kalau bisa naik angkutan umum, naiklah angkutan umum. Kan kalau angkutan umum selalu ada, misal busway, koridor, ya sudah di situ saja tidak usah bawa mobil sendiri. Emisinya sudah ditanggung di busnya. Lalu juga sudah ada MRT," tegasnya.

Ia menegaskan tugas pemerintah memang terus memperbaiki dan memberikan transportasi yang memadai. Namun, kesadaran untuk menggunakan angkutan umum tetap berada di pundak masyarakat.

Karena itu, penting masyarakat untuk menyadari bahwa polusi udara disebabkan oleh masyarakat dan dirasakan pula oleh masyarakat.

"Katanya tadi benar enggak udara Jakarta kotor? Ya, kotor kan. Terus siapa yang mengotori? Kita semua. Nah, sekarang bagaimana cara nengatasinya, ya mulai dari kita semua bisa lakukan. Salah satunya itu. Selain itu, ada modifikasi cuaca, tetapi itu memang sebetulnya ada andil kesalahan kita. Seharusnya kita tanggung jawab kesalahan," tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Komite Penghapusan Bensin Bertimbal Ahmad Safruddin menyebutkan kontribusi polusi udara di Jakarta yang sangat tinggi ialah kendaraan bermotor, baik kendaraan pribadi maupun umum, yakni sebanyak 47%. Kedua, industri sebesar 22%, debu jalanan 11%, domestik atau rumah tangga 5%, bakar sampah 5%, dan proses konstruksi 4%. (Put/Ssr/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik