Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
AREA park and ride atau kantong-kantong parkir yang saat ini ada relatif jauh dari lokasi stasiun moda raya terpadu (MRT). Bahkan belum semua stasiun MRT memilikinya.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hal itu karena pembangunan transportasi berbasis rel yang dilakukan selama ini belum berkonsentrasi pada integrasi. “Seperti saya garis bawahi, konsentrasinya selama ini bukan pada integrasi,” ujar Anies, seusai membuka Kegiatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Dinas Kesehatan DKI, di Karet Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (9/4).
Belakangan, lanjutnya, baru terpikirkan menggenjot integrasi transportasi. Itu menjelang MRT Jakarta mulai dioperasikan secara komersial pada 1 April lalu. Berbagai kendala dan hambatan pada pekan pertama beroperasi komersial yang dicatat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dan perlu dievaluasi PT MRT Jakarta karena kurangnya lokasi kantong parkir di sepanjang lintasan MRT Jakarta.
Anies menyatakan sudah menginstruksikan PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta untuk segera menyediakannya secara bertahap. “Untuk kantong-kantong parkir nantinya PT MRT Jakarta akan menyediakan semuanya.”
PT MRT Jakarta sedang mencarikan solusi atas permasalahan kantong parkir tersebut. Sejauh ini, perusahaan tersebut sudah menyediakan tiga lokasi park and ride. Satu lahan eks Polri di dekat kawasan Stasiun Lebak Bulus, dan dua lahan lagi di dekat Stasiun Fatmawati.
Untuk menyediakan banyak kantong parkir sehingga pengguna kendaraan pribadi mau berpindah menggunakan MRT, menurut Anies, pihak PT MRT sedang berupaya. Namun, untuk merealisasikan hal itu membutuhkan waktu yang cukup panjang.
“Baru sekarang digenjot. Tentu perlu waktu tetapi kita harapkan itu semua bisa ditangani dengan cepat,” tegas Anies.
Meski area park and ride belum banyak atau lokasinya cukup jauh dari Stasiun MRT, bukan berarti para pengguna kendaraan pribadi boleh memarkir kendaraan sembarangan. Anies menegaskan, pemilik kendaraan pribadi yang parkir sembarangan tetap akan dikenai sanksi tegas.
Lahan park and ride di area Stasiun Lebak Bulus memiliki luas sekitar 8.000 meter persegi. Kantong parkir tersebut bisa menampung 157 mobil dan 500 motor. Tarif yang dipatok pun tidak memberatkan calon penumpang MRT yakni Rp5.000 per hari untuk mobil dan Rp 2.000 per hari untuk kendaraan roda dua.
Kemudian, dua lahan park and ride lainnya ada di kawasan Stasiun Fatmawati dengan luas 2.500 meter persegi di South Quarter dan 3.000 meter persegi di lahan milik PT Jakarta Tourisindo.
Untuk park and ride di South Quarter mampu menampung 80 mobil dan 30 motor. Adapun di lahan Jaktour mampu menampung 48 mobil dan 100 motor. Tarif parkir sama dengan tarif yang diberlakukan di park and ride Stasiun Lebak Bulus.
Pengelola ketiga lahan park and ride tersebut adalah UP Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) DKI. Jam operasional mulai pukul 05.30 WIB sampai 22.30 WIB.
Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta, William Sabandar, mengatakan, jumlah park and ride akan terus bertambah. Saat ini, pihaknya sedang gencar untuk melakukan pendekatan ke pihak-pihak lain yang ada di sekitar rute MRT Jakarta agar mau menyediakan lahan mereka sebagai park and ride.
“Kita akan tambah terus park and ride ini. Mudah-mudahan bulan depan, kita sudah bisa kasih progres mana lagi yang sudah mau menyediakan park and ride untuk penumpang MRT Jakarta,” kata William. (A-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved