Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Menyambut Dukuh Atas yang Lebih Baik

Ferdian Ananda Majni
04/3/2019 08:40
Menyambut Dukuh Atas yang Lebih Baik
(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

SEKELOMPOK remaja itu baru saja turun dari KRL commuter line di Stasiun Sudirman. Maksud hati, mereka hendak meneruskan perjalanan ke Senayan dengan menggunakan bus Trans-Jakarta.

Namun, niat itu diurungkan. Jarak halte Dukuh Atas 1 atau Dukuh Atas 2, di Jalan Setiabudi, Jakarta Selatan, itu mencapai lebih dari 500 meter.

“Kami memutuskan untuk naik Kopaja 19 jurusan Blok M, yang parkir di Jalan Sudirman. Kami pilih yang cepat aja,” papar Nurul Alhaura, salah satu dari sembilan remaja itu, Sabtu (2/3).

Saat ini perpindahan penumpang dari Stasiun Sudirman ke halte Trans-Jakarta atau sebaliknya memang masih kurang menarik. Selain jalan kaki cukup jauh, di hari kerja, jalur pedestrian yang harus dilewati itu juga sangat ramai dengan hilir mudik warga dengan berbagai keperluan.

“Bahkan, kalau mau ke Halte Dukuh Atas 2, kami harus menyeberangi jalan raya yang tidak pernah sepi dari kendaraan bermotor. Rawan kecelakaan,” tutur Mukarramah, remaja lain.

Sementara itu, perpindahan penumpang dari halte Trans-Jakarta ke Stasiun Sudirman juga tidak kalah perjuangannya. Dari Halte Dukung Atas 1, mereka harus lebih dulu menaiki jembatan penyeberangan orang atau berjalan di trotoar yang menanjak di depan gedung Landmark Center, jika turun di Halte Dukuh Atas 2.

Tata jalur pedestrian
Para remaja itu spontan menyambut baik saat mendapat informasi di kawas­an Dukuh Atas ini akan dijadikan transit oriented development (TOD). Kawasan transit terpadu itu akan mewadahi lima moda transportasi berbasis rel, yakni moda raya terpadu (MRT), KRL, LRT Jakarta, LRT Jabodebek, kereta bandara, serta Halte Trans-Jakarta.

Penataan pedestarian akan dilakukan sehingga proses perpindahan warga yang menggunakan salah satu moda ke moda lain bisa berlangsung lancar.

“Alhamdulillah. Kami menyambut baik perubahan ini. Semoga dengan adanya pusat transit, integrasi transportasi akan lebih baik,” jelasnya.

Untuk membangun kawasan TOD, Gubernur DKI Jakarta sudah menunjuk PT MRT Jakarta sebagai operator utama. Selain TOD Dukuh Atas, perusahaan itu juga diberi beban pengembangan tujuh kawasan TOD lain di masa mendatang, yakni di Lebak Bulus, Blok M, Senayan, Istora, Bendungan hilir, Setiabudi, dan Bundaran Hotel Indonesia.

Khusus di kawasan TOD Dukuh Atas, PT MRT Jakarta juga akan membangun dua gedung berlantai 20. Bangunan akan menggunakan lahan seluas 3.000 meter persegi dengan luas bangunan 1.700 meter persegi.

Dari pantauan Media Indonesia, Sabtu (2/3), belum ada kegiatan konstruksi di lokasi yang bakal dijadikan pusat transit. Hanya terdapat sejumlah titik yang ditandai dengan cat semprot untuk pembangunan taman dan view deck.

Sementara itu, bangunan untuk terowongan, jalur pedestrian, penataan angkutan online, bangunan wadah UMKM, dan penerangan, belum ada tanda. Pekerjaan proyek hanya terlihat di Jalan Tanjung Karang, berupa pekerjaan pengelasan di stasiun MRT.

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menjanjikan penataan trotoar TOD Dukuh Atas dilakukan untuk memberikan keleluasaan dan kenyamanan bagi pengguna.

“Mobilitas kawasan Dukuh Atas akan sangat tinggi. Karena itu, butuh penataan yang baik. Salah satunya ialah jalur pedestrian yang ada di bawah fly over Sudirman.”

Hari ini pembangunan konstruksi akan dilakukan. Untuk itu rekayasa lalu lintas diberlakukan, di antaranya dengan memberlakukan sistem satu arah pada blok Tanjung Karang, blok Jalan Blora, dan blok Landmark-BNI. (J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik