Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

S hanya Saksi, Pembunuh Siswi SMK Bogor masih Misterius

Dede Susianti
10/1/2019 20:05
S hanya Saksi, Pembunuh Siswi SMK Bogor masih Misterius
(Ilustrasi)

PELAKU pembunuhan Andriana Yubelia Noven Cahya Rejeki, siswi kelas XII SMK Baranangsiang Kota Bogor, dengan menikamnya menggunakan senjata tajam sejenis pisau ternyata masih misterius.

Seorang pria berinisial S, yang sebelumnya disebut pihak kepolisian, terduga pelaku, ternyata tidak ada di tempat kejadian perkara (TKP), di tangga sebuah gang, di Jalan Riau, RT 002/003, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat.

Hal itu diketahui setelah S yang merupakan salah satu teman dekat korban ditemukan. S ditemukan tim gabungan dari Mabes Polri, Polda Jabar dan Polresta Bogor Kota di Bandung, Rabu (9/1) malam.

"S sudah ditemukan, tidak ditangkap. Diamankan, statusnya sebagai saksi," kata Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Hendri Fiuser, usai rapat koordinasi di Gedung Kemuning Gading, di lingkungan Balai Kota Bogor, Kamis (10/1).

Hendri menjelaskan, saat ini status S masih sebagai saksi. Yang bersangkutan telah diperiksa dengan 7 orang lainnya. Selain S, orang-orang yang sudah diperiksa itu di antaranya ibu kos korban, teman dekat korban, mantan pacar korban.

"Belum bisa dikatakan itu pelaku. Tapi saya katakan kemungkinannya bukan pelakunya. Dari beberapa alibi yang dia lakukan, bukti-bukti yang didapat. Kemudian dari saksi yang dihadirkan oleh dia," katanya.

Menurutnya, yang di CCTV, secara fisiknya berbeda dengan orang S yang ditemukan. Selain itu, pihaknya juga tidak hanya percaya pada pengakuan S yang menyebut tidak di lokasi. Tapi juga dari bukti-bukti.

"Kita sudah temukan dia, sepanjang ini, pemeriksaan kita, statusnya masih saksi. Kita tidak hanya percaya pada S. Bukti digital, forensik, pembuktiannya scientific investigation dengan tim dari Mabes Polri," jelasnya.

Sementara itu, Kapolres juga menyebut, tidak ditemukan sidik jari di pisau yang menancap di dada kiri Noven.

"Kendalanya banyak sekali. Pertama saksi. Kita minim saksi yang melihat. Kemudian dari pihak korban sendiri tidak ada yang bisa dimintai keterangan, bagaimana kehidupan sehari-harinya. Orangtuanya pun tidak bisa memberikan jawaban yang banyak, karena sudah terpisah dari orangtua," katanya.

Pun demikian dengan teman-teman korban. Menurutnya, informasi dari teman-teman korban terbatas. Kemudian petunjuk yang ada di TKP pun, menurutnya, tidak cukup membantu.

"Petunjuk dari CCTV tidak begitu jelas. Wajahnya tidak begitu jelas, karena mungkin posisi jauh dan resolusi kurang jelas. Jadi mengidentifikasi korban susah. Dari bukti-bukti elektronik yang kita dapat, dari laptop korban, buku buku diari korban belum ada yang mengarah siapa di situ. Tapi mohon bersabar, karena ada beberapa bukti elektronik yang sedang kita lakukan sciencetific investigation. HP korban, kemudian medsos-medsosnya. Termasuk hal- hal lain yang berkaitaan dengan kebiasaan korban atau kegiatan korban jauh sebelumnya. Ini perlu kita dalami," bebernya.

Pencarian terhadap pelaku pun berlanjut. Pihaknya pun saat ini masih mencari seseorang lain yang juga terlihat di CCTV. Dia adalah seoarang anak laki-laki menggunakan pakaian pramuka.

"Yang pakai baju pramuka di cctv, ini sedang kita cari. Anak kecil itu, yang pulang sekolah itu. Masih ditelusuri. Anak siapa. Kemarin kita fokus untuk melakukan pencarian terhadap S, karena S ini yang beredar di medsos. Seakan-akan S ini pelakunya, S pelakunya. Padahal setelah kita temukan S, kita lakukan pendalaman S ini masih saksi. Jadi mohon bersabar, anggota kita masih di lapangan. Dan sampai saat ini kita belum dapat menangkap siapa pelakunya," pungkas Hendri.

Ditemui ditempat yang sama, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian.

"Kita berikan kesempatan kepada kepolisian. Pak Kapolres ini maksimal sekali, tidak tidur sejak kejadian. Kita sangat apresiasi. Kita dukung penuh. Kalau ada yang kita koordinasikan, sebarkan ciri-ciri, identitas, ke seluruh pelosok, kita akan lakukan itu. Kita back up penuh dan sekarang kita antisipasi," ungkap Bima. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya