Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tengah mengkaji kemungkinan perpanjangan jalur MRT dari Lebak Bulus hingga ke kawasan Tangerang Selatan. Pasalnya, pergerakan penumpang dari Tangerang Selatan menuju Jakarta terus meningkat.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menuturkan kehadiran transportasi massal yang menghubungkan Tangsel dan Jakarta diperlukan seiring peningkatan pergerakan masyarakat.
"Pergerakan penumpang atau orang dari Tangsel ke Jakarta meningkat cukup pesat. Bahkan tadi dilaporkan Wali Kota sudah hampir 40% orang Tangsel bergeraknya di Jakarta. Dengan angka itu, tentu butuh angkutan massal yang cukup besar, yaitu MRT," ujar Bambang ketika dihubungi, Selasa (30/10).
BPTJ melalui surat pada 28 September 2018 lalu telah meminta PT MRT Jakarta untuk mengkaji perpanjangan trase dari Lebak Bulus hingga Tangerang Selatan.
Baca juga: Anies Rombak Direksi PT MRT dan Transjakarta
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 Tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek, trase MRT disiapkan hingga Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Namun, Pemerintah Kota Tangsel meminta agar trase MRT itu bisa diperpanjang hingga ke Bumi Serpong Damai (BSD). Perpanjangan trase ini juga termasuk yang akan dikaji melalui feasibility study.
Hal senada juga disampaikan Direktur Keuangan dan Administrasi PT MRT Jakarta Tuhiyat. MRT kini telah memulai feasibility study tersebut.
“Bu Airin (Wali Kota Tangsel) minta jangan hanya sampai Pondok Cabe, tapi sampai BSD, Puspitek. Ini mengacu pada RITJ itu, trase di Tangsel ada,” kata Tuhiyat di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Jumat (26/10) lalu.
Berdasarkan usulan BPTJ, trase menuju Tangsel melewati Lebak Bulus, menuju ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Pasar Ciputat, Pondok Cabe, Pamulang Barat, Pondok Benda, Babakan, Puspitek, Rawa Buntu, dan BSD. Namun usulan trase itu masih bisa berubah berdasarkan hasil dari feasitbility studi.
“Itu usulan trase dari BPTJ. Seharusnya sih mendekati. Tapi ini belum fix, makanya MRT diminta melakukan FS. Menguntungkan atau tidak, jadi masih bisa berubah,” tambahnya.
Tuhiyat menargetkan feasibility studi rampung pada akhir tahun nanti. Sumber pendanaannya sendiri direncanakan tidak lagi berasal dari JICA seperti pada pembangunan MRT fase 1 dan 2 dari Lebak Bulus hingga Kampung Bandan.
Menurut Tuhiyat, pendanaan untuk trase Tangsel kemungkinan dilakukan dengan skema public private partnership. Selain itu, infrastrukturnya pun akan dibangun di jalur layang, bukan di bawah tanah. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved