Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MELEWATI jembatan yang menghubungkan pemukiman warga dengan ruang publik itu terhalang sebuah plang. Di selembaran kertas tertulis, 'Pemberitahuan, untuk semen RPTRA Krendang ditutup karena ada pembagunan tanggul kali Krendang-Duri'.
Di sepanjang sisi kali berjarak 1,5 meter dari lokasi pembangunan, tanggul Krendang-Duri juga ditutupi seng besi. Di dalam, sedikitnya 15 petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Krendang dan pengelola sibuk mengerjakan perbaikan fasilitas tersebut.
Selain pengecatan pagar taman, memperbaiki tanaman dan menutup retakan lantai, sejumlah fasilitasnya berantakan terkena dampak pembangunan dinding turap. Di depan pintu masuk, banyak terdapat material kayu, besi serta alat berat yang bekerja.
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Krendang, Tambora, Jakarta Barat ini menjadi lokasi favorit masyarakat setempat untuk beraktivitas. Pasalnya, kelurahan Kredang tercatat memiliki 24 ribu penduduk tanpa ada ruang terbuka lainya.
"Wah Krendang padat penduduk di Kecamatan Tambora, itu data TPS 24 ribu belum lagi anak-anak dan pendatang yang belum punya KTP," kata Sekratris Kelurahan Krendang, Asep Dadang Kosasi.
Baca juga: RPTRA Krendang Kembali Dibuka Pekan Depan
Asep menjelaskan, keberadaan RPTRA Krendang, sangat disyukuri masyarakat setempat selain untuk kegiatan anak-anak, terdapat sejumlah fasilitas yang bisa digunakan untuk kegiatan masyarakat. "Masyarakat sangat senang dengan adanya RPTRA ini, karena ini keinginan mereka dan pembangunan juga melibatkan mereka," sebutnya.
Kepadatan penduduk di kelurahan Kredang, karena adanya sejumlah industri rumahan, seperti konveksi pakaian dan sablon.
Ia menambahkan, anak-anak sekolah dan masyarakat setempat memanfaatkan lokasi ini untuk bermain. Bahkan jam operasional buka tutup RPTRA sampai pukul 10 malam dan dijaga oleh petugas. "Waktunya digilir main di sini, pastinya cukup bermanfaat. Kalau pagi, anak-anak sekolah juga di sini senam," jelasnya.
Kawasan hijau RPTRA Krendang tidak pernah sepi dari aktivitas anak-anak. Bahkan berbeda dengan beberapa lokasi RPTRA lainnya. "Tidak fasilitas apapun di sana, karena terlalu padat. Anak-anak Jembatan besi dan kali Anyar juga kemari mainnya," lanjutnya.
Karena dinilai berbahaya, sejak Senin (22/10) operasional RPTRA Krendang ditutup sementara dan sepanjang aliran pembangunan tanggul krendang-Duri dipasang seng pembatasan.
Asep menyebutkan, lokasi yang dulu teduh mulai gerah. Pasalnya, sejumlah pohon yang berada di sisi kali ditebang oleh PT Basuki Yasa, KSO akibat dampak pengerjaan proyek tersebut.
"Lokasi ini awalnya teduh, banyak pohon tapi sekarang sudah ditebang, tetapi PT Basuki Yasa, KSO akan menata ulang karena ada MoU dengan perusahaan dan kelurahan," paparnya.
RPTRA Krendang yang luas 2,692 meter persegi dan panjang 600 meter itu memiliki fasilitas indoor yang terdiri dari ruang laktasi, perpustakaan, PKK Mart, gedung serba guna, toilet umum, toilet difabel dan ruang pengelola.
Dari pantauan Media Indonesia, Selasa (23/10) 10 petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Krendang terlihat tengah mengecat pagar taman, mempercantik tanaman, dan 5 orang petugas RPTRA Krendang ikut membantu perbaikan sejumlah fasilitas. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved