Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
SEBANYAK 151 orang calon jamaah umrah jadi korban penipuan yang diduga dilakukan oleh biro perjalanan umrah Adhy Tour and Travel. Jumlah kerugian yang dialami jemaah mencapai Rp2,059 miliar.
Kuasa Hukum Kordinator Korban, Martin Iskandar menyampaikan, ratusan jamaah itu merupakan akumulasi jamaah dari lima koordinator. Oleh pihak biro perjalanan umrah, jamaah dijanjikan berangkat sejak tahun 2015
“Sebagian besar sudah mendaftar sejak 2013, mereka dijanjikan berangkat pasa 2015 kemarin,” kata Martin, Rabu (25/7).
Martin mengatakan, lima orang kordinator melaporkan Direktur Utama Adhy Tour and Travel, YI. Dia dilaporkan atas dugaan penipuaan dan penggelapan.
Para calon jamaah umroh dijanjikan berangkat ke Tanah Suci hanya dengan membayar paket perjalanan umroh sebesar Rp15 juta hingga Rp18 juta. Sehingga, total uang yang telah disetorkan mencapai Rp2 miliar.
“Setelah satu tahun pelunasan, mereka dijanjikan berangkat,” kata dia.
Dari data yang berhasil dihimpun, jumlah korban sebanyak 151 orang, merupakan kumpulan jamaah dari lima kordinator. Lima koordinator tersebut yakni Mustofa sebanyak 40 jamaah yang mengalami kerugian hingga Rp200 juta, Atin sebanyak 42 jemaah yang mengalami kerugian hingga Rp700 juta, Tri sebanyak 20 jamaah yang mengalami kerugian hingga Rp90 juta, dan Sukma sebanyak 13 jemaah yang mengalami merugian hingga Rp169 juta.
Uang para jamaah tersebut sudah diberikan ke travel Adhi Tour and Travel. Seperti yang diketahui, biro perjalanan umroh tersebut milik calon Wakil Wali Kota Bekasi nomor urut dua pada Pilkada Kota Bekasi 2018, Adhi Firdaus Saady.
Para korban telah melaporkan dugaan kasus penipuan tersebut pada pihak kepolisian dengan nomer laporan LP/1.537K/VII/2018/SPK/Restro Bekasi Kota. Dalam pelaporan itu, pihak korban menyertakan barang bukti berupa kuitansi dan bukti transfer bang ke biro perjalanan tersebut.
"Para koordinator merasa rugi atas ketidakjelasan nasih para calon jamaah yang tidak diberangkatkan, makanya kami laporkan agar ada kejelasannya,” tegasnya.
Salah satu koordinator pemberangkatan umrah, Atin, 54, mengaku dirinya harus menjual rumah dan mobil serta emas miliknya untuk mengembalikan dan memberangkatkan calon jamaah. Bahkan, dia sudah berusaha menagih, tapi tidak bisa ketemu YI.
“Saya sudah masukan uang sekitar Rp700 juta tapi hanya satu orang yang diberangkatkan,” katanya.
Atin mengaku, upaya menjual harta benda miliknya adalah untuk mengganti seluruh kerugian para jamaah. Atin pun selalu dikejar-kejar jamaah umrah yang telah mendaftar melalui dirinya perihal uang dan keberangkatan ke Tanah Suci.
Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing Andari membenarkan laporan tersebut. Menurutnya, laporan tersebut dalam proses penyelidikan. Saat ini, kasus ini tengah ditangani Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Kota Bekasi.
“Kami juga membuka posko laporan, apabila ada warga mengalami hal serupa, silakan melaporkan kepada kami,” tandas dia. (A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved