Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
"SIAPA yang bawa ini? Yang bawa senjata tajam ancamannya 5 tahun. Kalau terbukti mau membunuh, 12 tahun. Kalau sampai mati dan kalau ini digunakan untuk membunuh dan dibuktikan kalian ada rencana, seumur hidup."
Kalimat amarah itu keluar dari mulut Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiharto. Tak cuma lewat kalimat, gestur tubuh dan mimik mukanya pun penuh kekecewaan dan kemurkaan. Bahkan kemudian dia membanting senjata celurit yang sedari tadi diacungkan.
Hal itu dilakukan Bima di hadapan sejumlah pelajar yang hanya menggunakan celana panjang warna abu di Mapolsek Tanah Sareal, Senin (16/7) petang.
Tidak berhenti di situ. Dengan nada suara yang masih tinggi dan menunjuk ke siswa-siswa tersebut, Bima terus menceramahi dan memperingatkan mereka.
"Kalian dipenjara 5 tahun harus siap. Mau anak siapa, mau bayar berapa, enggak ada cerita. Ada bukti kalian bawa senjata, penjara 5 tahun. Diproses hukum, selesai hidup kalian."
Kemarahan Bima dengan ulah pelajar-pelajar itu berdasar. Pertama, hari ini ialah hari pertama masuk sekolah setelah sekian lama sekolah libur. Kedua, ia baru saja menggelar konferensi pers menyikapi kejadian kasus serupa yang terjadi sehari sebelumnya. Namun, selang beberapa jam kemudian sudah ada kasus serupa.
Sebelumnya, Minggu (15/7) dini hari, seusai nobar (nonton bareng) piala dunia, terjadi aksi pembacokan yang menewaskan seorang pelajar.
"Tadi itu ada dua kelompok yang mau tawuran, sekitar 30 orang masing-masing sekolah. Hampir terjadi. Tapi dibubarkan. Tadi ada langkah cepat dan sigap dari teman-teman kepolisian, koordinasi juga dengan koramil," jelas Bima.
Terkait kasus yang terjadi sekitar pukul 15.00 wib itu, Bima mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Kapolres dan Dandim untuk memproses. "Ini dilakukan proses untuk diinvestigasi. Ditanya nanti. Kalau ada bukti-bukti diproses hukum. Kita ingin ada tindakan tegas di sini. Segera kita lakukan langkah yang lebih tegas," tegasnya.
Masih menurutnya, tindakan tegas harus diambil karena peristiwa itu berulang. Artinya dengan pihak-pihak terlibat masih sama.
"Ini ada SMK Tri Dharma ada YKTB yang sudah berulang- ulang, terus-menerus. Pastinya ada tindakan tegas, karena sudah berkali kali. Tindakannya nanti kita lihat. Mungkin selama ini kurang keras."
Soal aksi tawuran di Kota Bogor, diakui Bima, bukan hal baru. "Kita melihat tidak lagi setiap akhir minggu, pulang malam. Kadang-kadang pulang sekolah begitu. Sekarang sedang didalami oleh kepolisian. Modusnya bagaimana, di lapangannya bagaimana, ada faktor apa, sedang didalami. Kita ingin lihat akar-akarnya," bebernya.
Dia juga tidak membantah dengan keterlibatan senior atau alumni. Bima menyebutkan, dalam peristiwa itu ada tiga alumni. Saat ini pihaknya bersama kepolisian masih mendalami sejauh mana keterlibatan mereka.
"Ini mereka alumni yang masih belum kerja. Kemungkinan memprovokasi adik-adiknya, ngajarin yang enggak bener."
Bima pun menyatakan kecewa pada peran bawahannya, dalam hal ini Satgas Pelajar. "Satgas Pelajar gak jalan. Pasti kita evaluasi. Kita akan pembukaan lagi semua nanti," kata Bima.
Terkait sanksi untuk sekolah-sekolah yang siswanya terlibat, dia mengatakan akan mengevaluasi ulang, terutama sekolah-sekolah yang punya catatan-catatan. "Kita lihat lagi. Saya juga harus bicara juga. Karena kewenangan dari provinsi. Kita harus komunikasi provinsi. Kita tidak bisa ambil langkah itu selama ini, karena bukan kewenangan kita."
Kapolsek Tanah Sareal Komisaris M Suprayogi mengatakan, dari peristiwa di Jalan Soleh Iskandar itu, pihaknya menangkap 8 orang dari 30 orang.
"Kita sedang kembangkan, modusnya apa mereka melakukan rencana tawuran dengan sekolah lain di awal masuk sekolah," kata Suprayogi.
Barang bukti yang disita dari peristiwa itu yakni sebanyak 4 celurit berukura besar dan satu senjata tajaam jenis lainnya. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved