Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Jelang Asian Games, PKL Liar masih Padati Kota Tua

Akmal Fauzi
13/7/2018 20:20
Jelang Asian Games, PKL Liar masih Padati Kota Tua
(DOK MI/KONI )

MENJELANG pelaksanaan Asian Games 2018, Agustus mendatang, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, masih dipadati pedagang kaki lima (PKL) liar. Di Jalan Kunir, misalnya, ratusan PKL bahkan sampai memanfaatkan pendestrian untuk menjajakan dagangan.

Padahal, kawasan Kota Tua rencananya akan dijadikan pusat suvenir atlet dan jadi destinasi utama tamu Asian Games.

Keberadaan PKL liar itu menuai banyak efek negatif, mulai dari kemacetan arus lalu-lintas, hingga merusak keindahan estetika kota. Meski begitu sampai saat ini tindakan tegas belum dilakukan pemerintah setempat.

Kasatpol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat mengaku telah mengetahui kondisi tersebut. Kebanyakan PKL itu berasal dari Lokbin Kota Intan di Jalan Cengkeh. Para PKL tersebut memutuskan angkat kaki dari Lokbin Kota Intan, karena sepinya pembeli.

"Jaraknya memang cukup jauh ya. Jadi pengunjung malas untuk ke sana hanya sekadar makan atau minum. Pengunjung memilih makan dan minum di PKL karena jaraknya sangat dekat dari pusat wisata," kata Tamo, Jumat (13/7).

Meski begitu penindakan tegas seperti penataan belum dilakukan. Sebab, informasi yang didapat PKL tersebut akan dialokasi pada tempat baru yakni dipindahkan ke gedung bekas Pos Indonesia.

"Di sini Sudin UMKM harus bisa cepat dalam melangkah. Salah satunya melakukan pendekatan ke pihak Pos Indonesia dan memanfaat bangunannya untuk penampungan PKL," ujar Tamo.

Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta Irwandi merasa sulit menata PKL di kawasan Kota Tua. Sebab, pedagang selalu kucing-kucingan dengan petugas. Jika ditertibkan di sisi barat, mereka akan pindak ke lokasi lain. Begitu seterusnya.

"Berbagai cara sudah dilakukan. Salah satunya mengalokasikan PKL ke Lokbin Kota Intan. Tapi tidak bertahan lama. Mereka kembali ke jalan dengan alasan Lokbin Kota Intan sepi dari pembeli," kata Irwandi.

Saat ini, akunya, berbagai upaya terus dilakukan. Salah satunya mengumpulkan beberapa konsultan atau praktisi untuk duduk bersama dan mencari solusi. Sebab, penataan PKL bukan tanggung jawab pihaknya saja, melainkan instansi lain seperti Satpol PP dan UP Kota Tua.

"Kalau perlu kami buat sayembara bagi yang mempunyai ide tepat cara menata PKL Kota Tua," ujarnya. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya