Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
RENCANA Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun Taman Maju Bersama dan Taman Pintar sebagai ruang terbuka hijau (RTH) sekaligus ruang berinteraksi bagi warga, sangat mirip dengan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) yang digagas Basuki Tjahaja Purnama.
Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Djafar Muchlisin menuturkan pada tahun ini pihaknya berencana membangun Taman Maju Bersama dan Taman Pintar di 12 lokasi dari lima wilayah kota di Jakarta.
Total luas lahannya mencapai 10 hektare (ha). Sementara konsepnya masih dirumuskan, namun menurut Djafar tak jauh berbeda dengan konsep RPTRA.
"Kajian dulu untuk konsepnya seperti apa. Tapi yang jelas hampir mirip dengan RPTRA. Artinya, konsepnya semua aktivitas pemberdayaan masyarakat dihimpun dalam satu taman. Taman bersama. Konsepnya nanti bagaimana menggerakkan masyarakat, kemudian bagaimana menggarap potensi yang ada bersama dalam satu taman," kata Jafar ketika dihubungi, di Jakarta, Selasa (3/4).
Dia mengaku belum bisa menjelaskan letak perbedaan antara Taman Maju Bersama yang diusung Gubernur Anies Baswedan dengan RPTRA. Yang jelas, taman itu nantinya akan menjadi lokasi di mana masyarakat bisa beraktivitas. Taman Maju Bersama tidak hanya ramah bagi anak, namun juga semua kalangan.
Pemprov DKI menyediakan anggaran untuk pembangunan RTH taman sebesar Rp27,36 miliar pada APBD 2018. Menurut Djafar, anggaran itulah yang akan digunakan untuk membangun Taman Maju Bersama. Eksekusi pembangunannya diharapkan bisa dimulai pada akhir Mei 2018.
Istilah 'maju bersama' lekat dengan kampanye Anies-Sandi sejak masa Pilkada 2017. Ini merupakan penggalan dari tagline mereka 'Jakarta Maju Bersama'.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi NasDem Bestari Barus menilai konsep Taman Maju Bersama tidak jauh berbeda dari konsep RPTRA. Namun, ia tidak mempermasalahkan perihal penamaan tersebut, selama kehadiran taman itu bisa bermanfaat bagi masyarakat.
"Perbedaannya saya kira seperti istilah SMA (sekolah menengah atas) dengan SMU (sekolah menengah umum) saja. Hanya beda di istilah, tapi konsepnya sama. Cuma asalkan bermanfaat untuk masyarakat dan hadir di tengah-tengah pemukiman warga ya kita dukung," Bestari. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved