Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
INSPEKSI mendadak Gubernur Anies Baswedan ke 80 gedung pencakar langit di sepanjang Jalan MH Thamrin-Sudirman menegaskan pelanggaran dilakukan juga oleh yang kaya. Sayang, itu tidak terekspos ke media massa dan juga tidak ditindak aparat terkait.
Kegundahannya ia tumpahkan dalam akun Instagram-nya pada Senin (12/3). Ia menulis, 'Sering kali kalau ada PKL (pedagang kaki lima) jualan di tepi jalan, difoto, lalu diviralkan karena melanggar perda. Padahal di dekat situ ada gedung-gedung tinggi yang melanggar perda juga'.
Anies mencontohkan, pelanggaran itu antara lain berupa penyedotan air tanah dengan sumur lebih dari 200 meter. Tindakan itu tidak saja memicu penurunan air tanah, tetapi juga permukaan tanah Jakarta. Pelanggaran lain, limbah air yang tidak dikelola dan langsung dibuang ke selokan. Padahal, mestinya itu masuk sumur resapan.
Anies pun lantas menyandingkan pelanggaran yang dilakukan PKL dan para pemilik gedung pencakar langit.
"Kita sering lebih tahu pelanggaran rakyat kecil daripada pelanggaran rakyat 'besar'. Padahal mayoritas pedagang kecil melanggar karena kebutuhan (need), sementara pengelola gedung-gedung pencakar langit ini melanggar aturan karena keserakahan (greed). Yang satu untuk melangsungkan hidup, yang satunya untuk menekan ongkos. Itu yang saya rasakan selama bertugas di DKI," ungkap Anies di Balai Kota DKI, kemarin.
Anies ingin semua golongan, baik pelaku ekonomi maupun warga Jakarta, harus taat pada aturan. Dia tidak mau pemerintah hanya memperhatikan kesalahan rakyat kecil. Tapi juga harus melihat pengelola gedung pencakar langit juga melakukan pelanggaran.
"Karena saya ingin tegaskan, jangan kita memilih menegakkan aturan pada yang lemah, tapi melupakan yang kuat. Justru kita ingin tegaskan, yang salah ya salah meski itu besar," janji dia.
Anies berharap para pengelola gedung yang terbukti melanggar tata cara pengelolaan air tanah dan air limbah, mengubah cara mereka. Sanksi sudah disiapkan jika masih melanggar.
Di tengah sikap tegas Anies yang mengancam para pengusaha hotel yang terindikasi mencuri air tanah. Kolega Anies, Sandiaga Uno, justru mengakui rumahnya yang berada di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, masih menggunakan air tanah.
Dia berencana menutup sumur air tanah di rumah itu dan berjanji beralih menggunakan air PAM untuk memenuhi kebutuhan.
Rencananya itu dilakukan untuk menindaklanjuti langkah Pemprov DKI yang tengah memeriksa penggunaan air tanah tanpa izin oleh gedung-gedung tinggi karena berpotensi merusak lingkungan. Dia mengajak warga lain segera beralih dari air tanah ke air PAM.
"Rumah saya sudah dimatikan airnya yang dari tanah. Nanti saya ingin bawa teman-teman untuk (meninjau) setelah gedung-gedung, rumah-rumah juga," kata Sandiaga. (Nicky Aulia Widadio/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved