Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
WALI Kota Jakarta Barat Anas Effendi meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan membolehkan digelarnya kembali kontes Koko-Cici di tingkat provinsi.
Kegiatan itu dihentikan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sejak 2014 karena dinilainya tak penting sebab sudah ada kontes serupa bernama Abang None.
"Sudah beberapa tahun ini Koko-Cici di tingkat provinsi tidak diketahui. Perlu kita ketahui, warga Betawi asal-usulnya itu keturunan China," kata Anas dalam Festival Pecinan 2018 di Glodok, Sabtu (3/3).
Dihidupkannya kembali pergelaran Koko-Cici, sambung Anas, karena warga asli Jakarta atau orang Betawi punya darah keturunan Tiongkok. Mereka datang dan bermukim di Kawasan Glodok, Mangga Besar, Sawah Besar, dan Tambora. Ada juga yang berasal dari Tangerang yang kini dikenal sebagai China Benteng.
"Jadi kampung pecinan ini perlu kita lestarikan, kita jadikan kebanggaan warga Jakarta Barat," ujar Anas.
Koko-Cici Jakarta dirintis oleh angkatan pertama finalis Koko-Cici Jakarta 2002 yang digelar oleh Pemkot Jakbar.
Saat mendengar permintaan itu, Anies yang juga hadir di kesempatan itu tak langsung menyatakan 'ya' atau 'tidak'. Anies hanya menyambut positif usulan penguatan budaya Tionghoa di Jakarta itu. Ia menilai hal itu bisa membuka kesempatan untuk menghidupkan perekonomian rakyat.
"Selalu kita lihat budaya Betawi dan budaya Tionghoa itu sangat bersatu. Baju sadariyah yang kita pakai setiap hari Jumat berasal dari Tionghoa," kata Anies.
Sementara pada Agustus 2014 silam, Ahok memerintahkan kompetisi Koko-Cici yang serupa Abang-None tidak diselenggarakan lagi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat.
"Lebih baik semuanya melebur saja ke Abang-None. Bagaimana kok bisa-bisanya ada ide seperti itu? Apa faktor keturunan itu penting?" kata Ahok kala itu.
"Saya ini juga Abang Betawi, loh. Putihnya (kulit) saya mirip warga Betawi, mata saya juga mirip orang Betawi. Ha-ha-ha," kata Basuki.
Kendati demikian, kontes Koko-Cici Jakarta tetap digelar di tahun-tahun setelahnya, hanya tidak santer terdengar. (Aya/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved