Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Rencana Induk Revitalisasi Situ Belum Ada

Nicky Aulia Widadio
26/2/2018 07:33
Rencana Induk Revitalisasi Situ Belum Ada
(ANTARA/SIGID KURNIAWAN)

TUGAS besar menanti Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membenahi danau-danau di Ibu Kota. Namun, Pemprov DKI belum memiliki rencana induk revitalisasi danau, waduk, dan situ.

Selain itu, pengelolaan limbah yang belum tertata menjadi salah satu tantangan bagi revitalisasi danau. Tugas besar itu merupakan implikasi dari kekalahan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno melawan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti saat bertanding di Danau Sunter bagian timur, Jakarta Utara, kemarin.

Sandiaga menganggap kondisi Danau Sunter bagian timur yang paling baik di antara danau lainnya. Itulah sebabnya ia berani menantang Susi bertanding renang di danau itu.

Hadiahnya, jika Susi kalah, ia akan memberangkatkan Sandi ke Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Sebaliknya, kalau kalah, Sandi harus membenahi dan membersihkan danau-danau di Jakarta.

Karena kalah, Sandi menyatakan penataan danau-danau di Ibu Kota akan segera dilaksanakan. "Kita segera bersihkan (Danau Sunter) bagian barat, terus di Jakarta Utara ada 12 danau, nanti akan satu-satu kita laksanakan," ucap Sandi.

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga menyarankan Pemprov DKI segera menyusun rencana induk bagi revitalisasi waduk, danau, dan situ. Di samping itu, mengadakan rencana induk saluran air dan saluran air limbah. Ketiganya saling berkaitan untuk mewujudkan kawasan perairan yang bebas pencemaran.

Pembuangan limbah

Saat ini, waduk dan situ di DKI banyak dijadikan tempat pembuangan limbah dan menyatu dengan saluran air kotor sehingga tercemar. "Kalau tidak disusun (rencana induk), tidak akan pernah tuntas mewujudkan danau, situ, waduk, yang bebas pencemaran," kata Nirwono.

Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup DKI Jakarta Blessmiyanda mengakui Pemprov DKI belum memiliki rencana induk revitalisasi danau. Waduk dan danau berfungsi secara parsial. Hal itu turut berimplikasi bagi strategi penanganan banjir secara keseluruhan.

"Harusnya ada grand design untuk pengelolaan danau dan sungai. Karena belum ada grand design, tidak bisa membuat strategi yang tepat," jelas Blessmiyanda.

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, terdapat 77 danau dan waduk di Ibu Kota. Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan dan Tata Ruang Pemprov DKI Gamal Sinurat menuturkan sebagian besar danau dan waduk tersebut dalam kondisi tercemar oleh limbah rumah tangga dan sampah. Sistem pengelolaan limbah cair di rumah-rumah warga belum tertata dengan baik.

"Sebagian besar dalam kondisi tercemar karena pada umumnya danau-danau kita dijadikan tempat pembuangan. Belum ada instalasi pengelolaan aliran limbah (IPAL)-nya," kata Gamal.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji juga tidak menampik bahwa sejumlah titik danau di Jakarta terpapar oleh limbah rumah tangga, seperti Danau Sunter bagian barat yang berlokasi tidak jauh dari tempat Susi dan Sandiaga bertanding. "Itu kan masih ada buangan septic tank dari warga. Jadi, rumah-rumah itu harus membenahi buangannya," paparnya.

Sejauh ini Dinas Lingkungan Hidup belum memantau baku mutu dari seluruh danau dan waduk di DKI Jakarta. Dinas LH hanya memproses pembersihan danau dari sampah dan eceng gondok yang berperan mempercepat pendangkalan. Danau Sunter bagian timur menjadi satu-satunya yang telah diuji dan dinyatakan layak untuk dipakai berenang. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya