Headline
Surya Paloh menegaskan hak istimewa parpol harus diiringi dengan tanggung jawab.
Surya Paloh menegaskan hak istimewa parpol harus diiringi dengan tanggung jawab.
KEMARIN sekitar pukul 12.00 WIB, pihak Kepolisian Resor Bogor melakukan uji coba Jalur Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, untuk kendaraan roda dua dan empat. Bus dan truk masih dilarang.
Sebelumnya, pascalongsor pada 5 Februari lalu, jalur itu sempat ditutup total untuk semua jenis kendaraan, mulai Gunung Mas hingga Puncak Pass.
Menurut Kasat Lantas Polres Bogor Ajun Komisaris Hasby Ristama uji coba dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dan kunjungan Dirjen Perhubungan Darat, Kementerian PU-Pera, dan Polres Bogor.
"Hasil survei menyatakan, Jalur Puncak sudah bisa dilalui untuk kendaraan roda dua dan roda empat," kata Hasby dalam keterangan persnya di Gunung Mas, kemarin.
Bus dan truk saat ini masih dilarang melintas di kawasan Puncak, tepatnya mulai Gunung Mas sampai Ciloto.
"Kendaraan bus, baik 3/4, tronton, dan truk masih belum diperbolehkan. Kalau ke Cisarua dan Megamendung boleh, tapi dilarang mulai Gunung Mas sampai Ciloto," jelasnya.
Kendaraan itu dapat menggunakan jalur Cibubur-Cileungsi-Jonggol dan Cariu. Jika ingin menuju Cianjur, Ciloto, Cipanas dan yang lainnya, kendaraan-kendaraan besar tersebut bisa menggunakan Jalan Ciawi- Sukabumi hingga Cianjur.
Dia pun menggambarkan, jalur alternatif atau jalur Cibubur-Cileungsi dan Jonggol paling cepat dilalui dengan waktu tempuh 1 jam 30 menit. Memang jalur ini belum familier. Namun, jalan tersebut cukup signifikan. Penerangan pun cukup. Dia membandingkannya dengan Jalur Puncak. Sebenarnya lebih lama. Waktu tempuh mencapai 3 jam 30 menit.
"Masyarakat selama ini tahunya lewat jalur Puncak. Padahal, dengan jalur Jonggol tersebut, masyarakat bisa lebih nyaman dan cepat," kata Hasby.
Dia menyebutkan uji coba akan dievaluasi lebih lanjut. Bahkan, dia menyebutkan, kemungkinan akan ditutup kembali masih ada. Uji coba akan diobservasi Kementerian PU-Pera.
Bergairah lagi
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor, Budi Sulistyo, merespons hangat pembukaan Jalur Puncak. Dia yakin jika berita pembukaan telah menyebar, Puncak akan hidup dan bergairah lagi.
"Bagus karena kita sendiri sudah mendorong ke sana, minta dipercepat. Kasihan yang mau ke Cianjur. Kalau di sini lintasan. Jadi, yang mau ke Cianjur atau Bandung, mampir ke sini untuk makan, dan istirahat," ungkapnya.
Sementara itu, dari pantauan Media Indonesia, kemarin, sejak pukul 12.00 hingga pukul 18.50, kondisi di jalur Puncak masih sepi. Jalanan masih lengang. Padahal, informasi uji coba pembukaan Jalur Puncak sudah diumumkan.
Kendati demikian, pusat penjualan oleh-oleh dan sejumlah titik tempat pedagang kecil di sepanjang Jalan Puncak dan pusat-pusat keramaian seperti di Atta Awun, Puncak Pass, atau sekitar Rindu Alam, sudah mulai buka.
Para penjaja kamar penginapan/vila pun sudah mulai beroperasi. Sejak siang, mereka sudah berjejer di pinggir jalan menjajakan vila. "Kita buka saja dulu. Hasilnya mah, kalau rejeki enggak ke mana. Sudah dua minggu kita tutup. Sekarang kita mulai lagi. Semoga langsung dibuka seterusnya, biar kita hidup lagi," kata Imam, salah satu pedagang di sekitar Atta Awun.
Harapan sama diucapkan dari Umar, penjaga vila. Dia sudah tiga hari kembali menjajakan penginapan di pinggir jalan. Namun, peminatnya masih sepi. "Jalur puncak dibuka lagi, semoga ramai lagi," harap Umar. (J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved