Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Sementara, Angkot Boleh Lintasi Jalan Jatibaru

Nicky Aulia Widadio
03/2/2018 09:00
Sementara, Angkot Boleh Lintasi Jalan Jatibaru
(ANTARA)

PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta kembali mengizinkan angkot untuk melintasi jalur Trans-Jakarta Tanah Abang Explorer di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Operasionalnya mulai pukul 15.00 hingga 08.00 WIB.

Keputusan itu bersifat sementara hingga program OK Otrip bisa diterapkan di sana.

Solusi diputuskan seusai rapat di Balai Kota Jakarta, yang dihadiri Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno, Kepala Dinas Perhubungan DKI Andri Yansyah, Kepala Satpol PP DKI Yani Wahyu Purwoko, Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede, Dewan Pimpinan Unit Organda Angkutan Lingkungan DKI Petrus Tukimin, serta 12 perwakilan angkot M08, M10, JP03, dan JP03A, kemarin.

Solusi yang berawal protes sopir angkot itu pada akhirnya tidak menyentuh keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang mendiami salah satu lajur Jalan Jatibaru Raya.

"Kami juga menyepakati operasional trayek bus umum kecil (angkot) diatur dalam sebuah skema yang bersanding dengan Trans-Jakarta Tanah Abang Explorer," kata Sandiaga, di Balai Kota Jakarta.

Mulai hari ini (3/3), Trans-Jakarta Tanah Abang Explorer kembali beroperasi setiap pukul 08.00 hingga 15.00.

Sebelumnya operasional bus ini sempat terhenti sejak Senin (2/2) karena aksi demonstrasi yang digelar para sopir angkot di Jatibaru Raya.

Di jam lain, yakni pukul 15.00 hingga 08.00, angkot diperbolehkan melintasi Jalan Jatibaru Raya dari arah selatan ke utara, atau berlawanan dengan jalur reguler Tanah Abang Explorer.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah menuturkan selama diperbolehkan lewat, hanya 15 angkot yang diizinkan 'ngetem' secara bersamaan di Jalan Jatibaru Raya.

Jika angkot ke-16 datang, angkot yang berada di antrean terdepan harus segera jalan.

"Paling banyak 15 mobil, baik itu di stasiun lama atau di Jatibaru Bengkel. Jadi, kekhawatiran mereka yang tidak bisa mengambil penumpang di stasiun lama maupun Jatibaru Bengkel sudah terakomodasi terutama di jam sibuk," jelas Andri.


Solusi permanen

Di masa depan, Dishub menawarkan penerapan sistem OK Otrip bagi angkot yang melintas di Stasiun Tanah Abang tersebut.

Andri memperkirakan ada lima trayek di Tanah Abang yang akan ikut sistem OK Otrip.

Para sopir telah menyatakan setuju dengan opsi tersebut. Sebabnya, dengan sistem OK Otrip, mereka tidak lagi menggunakan sistem setoran, tapi gaji Rp3,6 juta per bulan, fasilitas BPJS, hingga gaji ke-13.

"Saya mewakili seluruh trayek di sini intinya mendukung apa yang diberikan pemerintah. Saya yakin, saya sebagai pengusaha kecil itu yang terbaik. Jadi, intinya kami tidak keberatan dibikin OK OTrip ini," kata salah satu perwakilan sopir angkot, Sitombuk di Balai Kota.

Andri menargetkan akan ada uji coba sistem OK Otrip di Tanah Abang dalam satu hingga dua pekan ke depan.

Namun, ia akan lebih dulu berbicara dengan para pengusaha angkot karena skema tarif yang ditawarkan kepada para pengusaha angkot ialah Rp3.456 per kilometer.

Skema tarif itu saat ini menuai penolakan sebagian besar koperasi angkot di DKI. Mereka meminta tarif sekitar Rp3.800 per kilometer. (Ssr/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya