Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Anies Janji tidak Ada Migrasi Tukang Becak

Akmal Fauzi
20/1/2018 13:41
Anies Janji tidak Ada Migrasi Tukang Becak
(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan yakin rencananya menghidupkan kembali becak di Ibu Kota tak akan memicu arus urbanisasi tukang becak dari daerah.

Ia yakin pula rencananya itu tak akan menarik minat para tukang becak dari daerah karena Jakarta saat ini sudah dibanjiri alat transportasi umum yang lebih murah.

"Jangan membayangkan Jakarta seperti tahun 80-an atau 70-an. Saat itu belum ada ojek, belum banyak taksi, belum juga ada ojek online. Kita masih melihat becak dengan memori kita yang dulu, padahal kita hidup di tahun 2018," kata Anies, kemarin.

Dalam pengamatannya, peminat becak saat ini sudah sangat jarang.

Hanya segelintir warga yang masih membutuhkan moda transportasi ramah lingkungan tersebut.

Karena itu, rencananya itu hanya sebatas mengatur keberadaan becak yang selama ini masih ada di Jakarta, bukan mendatangkan becak-becak baru.

"Kita sedang dalam proses pembicaraan dengan serikat. Kita akan panggil Serikat Becak Jakarta yang memang selama ini ada. Saya garis bawahi, ya, ini bukan mengundang becak baru, ini adalah mengatur yang sudah ada," tandas Anies.

Ia mengklaim di Jakarta saat ini terdapat lebih dari 1.000 becak yang beroperasi.

Becak-becak itu selama ini tak beroperasi di jalan-jalan besar, tetapi hanya di jalanan kampung pinggiran Jakarta.

Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengingatkan Anies untuk mempertimbangkan kembali rencananya menghidupkan becak di Ibu Kota.

Berdasarkan pengalamannya sebagai gubernur dua periode (1997-2002 dan 2002-2007) di Ibu Kota, sangatlah sulit untuk mengatur becak agar tak beroperasi di jalan besar.

"Jujur saja, amat sulit me-nertibkan becak-becak itu," ungkap Sutiyoso saat menjadi narasumber dalam program Selamat Pagi Indonesia di Metro TV.

Saat krisis moneter melanda Indonesia pada 1998, ia mengizinkan becak beroperasi karena saat itu banyak anggota masyarakat yang kehilangan pekerjaan.

Namun, ia hanya membolehkan di kawasan pinggir kota yang bisa dilintasi becak, tak boleh ke jalan raya.

"Tapi kenyataannya, keluar lagi ke jalan," katanya.

Sutiyoso menilai, dengan banyaknya pilihan alternatif moda transportasi di Ibu kota saat ini, becak akan mendapat banyak saingan.

Ketika tidak ada warga yang menggunakan jasanya, bukan tidak mungkin becak akan kembali ke jalan raya.

"Gubernur memang punya kewenangan mengatur kota. Tapi dari pengalaman saya tadi, saya harap gubernur mempertimbangkan kembali. Karena harus diakui mengatur becak itu sulit sekali," jelasnya.

Rentan kecelakaan

Senada dengan Sutiyoso, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Halim Pagarra mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus membuat kajian yang matang dulu sebelum mewujudkan rencana gubernur tersebut.

Jika melihat kondisi lalu lintas saat ini yang kemudian ditambah bebannya dengan kehadiran becak, ujar Halim, bukan tak mungkin jalanan Ibu Kota akan makin semrawut.

Hal itu juga akan membuat angka kecelakaan meningkat.

"Menurut data, korban kecelakaan sepeda motor itu sudah banyak. Becak ini juga rentan dengan kecelakaan. Apalagi kemungkinan lawan arus, bisa timbulkan kecelakaan. Mereka juga ngetem di satu tikungan, itu bisa timbulkan kemacetan," jelasnya.

(J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya