Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
KEPOLISIAN Resor Jakarta Timur telah melakukan pertemuan bersama tokoh masyarakat serta perwakilan warga Cawang dan Cililitan Jakarta Timur pascatawuran yang terjadi pada Jumat (29/9) lalu. Hal itu dilakukan agar masyarakat terhindar kabar hoax perihal bentrokan kedua warga.
Kabar hoax tawuran beberapa hari usai terjadi bentrok beredar viral di media sosial. Dalam pesan itu tertulis agar meminta masyarakat yang hendak melintasi Jalan Cililitan dan Jalan Dewi Sartika agar berhati-hati.
“Bentrokan mulai melebar ke arah UKI Cawang dan Kramat Jati. Info yang melintasi Jalan Cililitan hati-hati ada perang antara FBR dan Ambon,” demikian bunyi pesan tersebut.
Selain pesan tertulis hoax yang beredar, ada juga sebuah foto yang menampilkan sesosok pria tewas mengenaskan dan diklaim sebagai korban tawuran. "Itu hoax. Kami sudah cek," kata Kapolres Jakarta Timur, Kombes Andry Wibowo.
Untuk itu, dalam pertemuan yang dihadiri sekitar 35 perwakilan kedua warga pada Minggu (1/10) malam, disambut baik kedua warga. Warga sepakat untuk berkoordinasi bersama kepolisian untuk menjaga keamanan wilayah.
"Masyarakat agar tidak terpancing. Jangan diadu domba," ujar Andry
Sebelumnya pada Jum'at (29/9) terjadi bentrok dua kelompok warga di jalan Dewi Sartika tepatnya di depan Rumah Sakit Budi Asih, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur. Polisi berhasil mengamankan tujuh pemuda dari dua kelompok warga yang terlibat dalam aksi tawuran.
Kapolsek Kramatjati, Kompol Supoyo, mengatakan, bentrokan tersebut terjadi akibat perebutan lahan parkir di putaran (u-turn) di lokasi sekitar terjadinya tawuran.
"Dulu putaran jalan itu sempat kami tutup dengan semen. Namun ada salah satu pemuda nekat membongkarnya," ucapnya.
Pemuda berinisial GZ yang masih diburu itu selain membongkar putaran jalan, dia tercatat kerap menjadi provokator tawuran pada dua kelompok pemuda. "Sekarang putaran jalan tersebut telah ditutup sehingga tidak alasan tawuran kembali terjadi," tegasnya.
Pada April 2017 lalu juga terjadi bentrok, setidaknya sudah tiga kali terjadi tawuran di wilayah tersebut. Aksi lempar batu begitu bergemuruh. Ketika musuh terluka dan berdarah, warga semakin bernafsu untuk menyerang. Ada pula yang melemparkan petasan besar agar tubuh musuh terbakar.
Selalu dan selalu senjata tajam dibawa kedua-belah pihak ke arena tawuran antara warga Batalyon Siliwangi dan warga Taman Harapan. Mereka tidak segan membacok dan merusak fasilitas umum.
Penyebab tawuran dua kelompok warga itu ialah masalah klasik. Padahal, tempat tinggal mereka berseberangan. “Ya sebenarnya masalah lama dan sepele, yaitu rebutan lahan parkir. Kadang karena saling ejek pun sudah berbuah tawuran dan menakutkan satu kampung,” tutur Reyhan, warga Taman Harapan, Cawang, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
Lahan parkir yang dimaksud ialah putaran balik arah (U-turn) di Jalan Dewi Sartika, tepatnya di depan Rumah Sakit Budi Asih. Biasanya ada warga yang mengatur lalu lintas di jalan tersebut dan mereka berharap mendapatkan uang dari pengguna jalan.
Tawuran dua kelompok warga itu biasa terjadi saat sore dan malam hari. “Kalau sudah ada pemuda yang nongkrong di pinggir jalan pasti sudah tanda-tanda. Itu bisa 1 jam lebih (tawurnya),” ucapnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved