Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Tarif Selangit, Bekasi-Senayan Hanya Sepelemparan Batu

Gana Buana
07/9/2017 13:16
Tarif Selangit, Bekasi-Senayan Hanya Sepelemparan Batu
(Dok. MI)

JAENUDDIN Ishaq, terlihat asyik memainkan gawai di dalam salah satu angkutan umum jurusan Bekasi-Plaza Senayan pada Kamis (7/9) pagi. Sambil menurunkan sandaran kursi yang dia duduki, warga Kayuringin Jaya ini terlihat nyaman sepanjang perjalanan berada di dalam bus Trans-Jabodetabek tersebut.

Dari penampilan, bus yang ditumpangi Jae, tak ada bedanya dengan bus yang dipelopori oleh Badan Pengelola Trans-Jabodetabek (BPTJ). Dari segi warna, ukuran hingga model pintu yang ada di bus tersebut.

Namun, fasilitas serta penataan interior bus inilah yang berbeda. Paling mencolok adalah dari sisi interior penataan kursi duduk dalam bus Trans-Jabodetabek ini menggunakan model seat 2-2. Padahal, pada umumnya bus umum Trans-Jabodetabek menggunakan kursi model 'Letter U'.

Masing-masing kursi dilengkapi dengan sabuk pengaman dan tuas pengatur posisi sandaran kursi. Bahkan tiap bus akan dilengkapi dengan fasilitas tempat pengisi daya ponsel. Sehingga, bagi penumpang yang lupa mengisi daya ponsel di malam hari bisa memanfaatkan fasilitas tersebut.

"Bus angkutan dalam kota yang punya fasilitas seperti ini sih memang baru ini, makanya saya pun merasa nyaman berkendara dengan ini," tutur Jae ketika menjajal uji coba bus premium di Jalur Khusus Angkutan Umum (JKAU) di bahu jalan tol Jakarta-Cikampek, Kamis (7/9).

Bapak satu anak ini mengaku, untuk menuju kantornya yang ada di sekitar Ratu Plaza, Jakarta Selatan biasanya butuh waktu tempuh sekitar 120 menit. Namun, pada hari ini Jae merasa bus premium yang membawanya menuju kantor membuat perjalanan menjadi singkat.

Sebab, dengan jalur JKAU perjalanan dari Bekasi Barat sampai Plaza Senayan hanya butuh waktu tempuh maksimal 70 menit. Meski saat ini lintasan tersebut masih mengandalkan pengawalan dari mobil voorijder.

"Macet sih sebetulnya tadi di tol dalam kota, tapi bisa dihalau oleh voorijder jadi perjalanan lebih cepat," kata dia.

Diakui Jae, dari segi tarif bus premium tersebut memang mahal. Sekali perjalanan Bekasi Barat-Plaza Senayan penumpang harus siap membayar ongkos sebesar Rp20 ribu. Tarif ini memang jauh lebih mahal dibanding bus Trans-Jabodetabek reguler sebesar Rp5.000, Trans-Jakarta trayek bekasi sebesar Rp3.500, atau bus angkutan umum Mayasari trayek Bekasi-Blok M sebesar Rp10 ribu.

Namun, dengan kecepatan waktu tempuh dan fasilitas bus menyerupai mobil pribadi tentunya bisa menjadi pertimbangan bagi warga untuk beralih menggunakan bus.

"Kalau cepat, fasilitas oke, tentu bisa menarik warga untuk pindah ke angkutan ini. Enggan perlu cape karena macet, engga perlu lelah mengendarai mobil tinggal duduk manis sudah sampai, harga bisa terbayar lah dengan pelayanan cepat," ungkap Jae.

Sugiyanto, sopir bus Trans-Jabodetabek Premium Bekasi-Plaza Senayan menyampaikan, waktu tempuh perjalanan apabila dikawal dengan voorijder memang lebih cepat dibandingkan melaju seperti perjalanan reguler. Dari pengalaman sebelumnya, dia bisa makan waktu sekitar 120 menit untuk sampai dari Bekasi menuju pintu keluar tol Semanggi. Namun, bila dikawal sepanjang jalan tol hanya butuh waktu 45 menit bus yang Ia kemudikan bisa keluar tepat di Mapolda Metro Jaya.

"Memang lebih cepat, uji coba sebelumnya seminggu dikawal voorijder tentu lebih cepat bila dibandingkan dengan pasca uji coba," kata Sugiyanto.

Berdasarkan pemantauan, uji coba bus premium dengan memanfaatkan jalur JKAU dilakukan di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek-tol dalam Kota hingga keluar di pintu tol Semanggi (depan Mapolda Metro Jaya). Karena belum ada rambu pendukung jalur lintasan tersebut, maka BPTJ memanfaatkan pengawalan voorijder agar bisa mewujudkan konsep JKAU.

Pengawalan dilakukan di sepanjang jalan tol dengan memanfaatkan bahu jalan serta lajur cepat bila kondisi jalan tol lengang. Bila macet, voorijder akan mengawal menerobos antrean dengan memanfaatkan bahu jalan.

Ketika keluar di Semanggi, pengawalan voorijder pun selesai. Bus akan melaju lewat jalur arteri dengan berhenti di beberapa halte bus yang tersedia. diantaranya halte Komdak, Halte Polda Metro Jaya, Halte Gelora Bung Karno, Halte Bundaran Senayan, Halte FX, Halte Plaza Senayan dan Halte Semanggi. Bus dengan memanfaatkan lintasan JKAU hanya berangkat hanya pada jam-jam tertentu. Di pagi hari jadwal keberangkatan dari Bekasi-Plaza Senayan hanya ada pukul 06.45 WIB, 07.05 WIB dan 07.25 WIB Sedangkan untuk sore hari kebarangkatan dari Senayan-Semanggi hanya ada pukul 16.45 WIB, 17.15 WIB dan 17.45 WIB.

"Yang bikin lama memang jalur arteri setelah keluar Semanggi, karena bus sudah tidak lagi dikawal. Namun bila masih pagi, kemacetan tidak akan sepadat waktu lainnya," kata Sugiyanto.

Kepala BPTJ Bambang Prihartono menyampaikan, uji coba jalur JKAU saat ini memang belum bisa maksimal. Sebab, pihaknya hanya mengandalkan pengawalan mobil voorijder. Padahal seharunya jalur tersebut dibuat khusus sebagai lintasan bagi seluruh angkutan umum.

"Sekarang jadi hanya mengandalkan bahu jalan, bila memungkinkan masuk ke badan jalan ketika situasi tidak macet," kata Bambang.

Bambang menjelaskan, tujuan adanya jalur ini adalah untuk mendorong warga beralih dari kendaraabn pribadi ke transportasi umum. Sebab dari hasil survei instansinya, pada 2017 jumlah mobilitas warga Jabodetabek ke Jakarta sebanyak 40 ribu orang tiap hari. Dari jumlah tersebut baru sekitar 30 persennya saja yang sadar menggunakan transportasi publik. "Sisanya masih tetap menggunakan kendarana pribadi," kata dia.

Dengan fasilitas bus premium dan jalur JKAU, ke depannya Bambang yakin bisa memindahkan pengguna kendaraan pribadi sebanyak 60 persen menggunakan angkutan umum. Sebab, Ia merasa pemerintah sudah berupaya menyetarakan fasilitas transportasi umum dengan kendaraan pribadi tersebut.

"Apalagi nanti jalur JKAU akan dibuat lintasannya sendiri. Hanya tinggal menunggu keputusan Kemeterian Perhubungan," ungkap Bambang.

Menurut Bambang, tarif pun sudah disesuaikan dengan fasilitas bus yang bakal didapat para penumpang. Tak hanya kecepatan, keamanan dan keselamatan pun bisa terjamin dengan ada sabuk pengaman yang ada di tiap kursi penumpang. "Selain bus premium masih ada bus reguler, bus tersebut juga tetap dikawal voorijder selama jalur JKAU belum ada rambu khusus," tukas dia. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya