Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
MEROKOK dapat berpengaruh pada kesehatan kulit. Racun yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan kuli tlebih cepat menua dan memicu beragam penyakit kulit. Asap rokok mengandung ribuan zat berbahaya, termasuk zat karsinogenik. Terpapar zat ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, seperti penyakit paru-paru, penyakit jantung, hingga kanker.
Dikutip dari Alodokter, ada 4 dampak kebiasaan merokok yang bisa merusak dan menyebabkan munculnya beragam masalah kulit. Efek ini tidak hanya bisa dialami oleh perokok aktif saja, tetapi orang yang tidak merokok namun terpapar asap rokok atau perokok pasif.
Merokok dapat menyempitkan pembuluh darah yang membuat kulit kekurangan oksigen dan nutrisi. Bahan kimia pada asap tembakau juga dapat menurunkan produksi kolagen, elastin, dan vitamin A di kulit. Inilah yang menyebabkan elastisitas kulit menurun dan membuatnya menjadi berkerut, kendur, serta tampak lebih tua.
Kulit yang berkerut dan kendur akibat merokok bisa terjadi di seluruh tubuh. Pada wajah, biasanya kerutan akan lebih terlihat di antara alis, dahi, dan di sekitar bibir. Kantong mata akan menjadi bengkak dan menurun serta bibir menjadi lebih tipis. Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan payudara kendur.
Penyempitan pembuluh darah akibat merokok dapat menghambat peredaran darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, jika ada luka, akan lebih sulit untuk sembuh. Bahkan, luka kecil akibat goresan pun membutuhkan waktu untuk pulih lebih lama. Selain itu, kemungkinan munculnya jaringan parut karena luka juga lebih tinggi.
Kebiasaan merokok bisa memicu produksi melanin di kulit, sehingga timbul hiperpigmentasi atau bintik-bintik hitam, khususnya pada wajah. Selain itu, jari-jari tangan juga bisa menguning akibat terlalu sering terpapar nikotin dalam tar yang terkandung pada rokok.
Penelitian telah membuktikan jika orang yang sering merokok berisiko lebih besar mengalami eksim atau hidradenitis suppurativa. Racun pada rokok juga berpotensi merusak sel-sel kulit yang kemudian bisa berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa, yaitu sejenis kanker kulit.
Tidak hanya itu saja, merokok juga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit autoimun pada kulit, seperti psoriasis atau penyakit Buerger. (H-3)
Tobacco Harm Reduction (THR) atau Pengurangan Dampak Berbahaya Tembakau adalah pendekatan kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi risiko merokok
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa merokok menjadi penyebab kematian terbesar kedua di Indonesia
ADA tanda-tanda fisik yang dapat terlihat pada seseorang dengan kebiasaan merokok utamanya rokok dengan tembakau yang dibakar. Hal itu disampaikan praktisi kesehatan dr. Arifandi Sanjaya.
metode Tobacco Harm Reduction (THR) memfokuskan peralihan konsumsi rokok dengan menggunakan langkah alternatif yang lebih rendah risiko.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved