Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Nyeri Perut Saat Haid? Hati-hati, Bisa Jadi Ada yang Tidak Beres!

Meilani Teniwut
11/9/2024 14:51
Nyeri Perut Saat Haid? Hati-hati, Bisa Jadi Ada yang Tidak Beres!
Nyeri perut saat haid adalah keluhan umum yang dapat menandakan masalah serius, menurut dr. Boy Abidin, SpOG(K). Nyeri ini bisa terkait organ reproduksi atau masalah pencernaan. (freepik)

NYERI perut saat haid adalah keluhan yang sering dialami banyak perempuan. Nyeri tersebut menurut dr Boy Abidin, SpOG(K), dokter spesialis kandungan dan konsultan fertilitas & reproduksi di Mitra Keluarga Kelapa Gading, bisa jadi tanda masalah serius. 

“Paling sering, nyeri haid bertetanggaan dengan nyeri di daerah organ reproduksi dan usus buntu. Ini sering terjadi pada perempuan dengan masalah gerakan usus atau peristaltik yang meningkat, terutama akibat sering makan pedas. Nyeri ini terjadi di usus, bukan di lambung, dan sering mirip dengan nyeri haid," jelas Boy.

Menurut Boy, jika perempuan berada dalam usia reproduksi atau masa subur, evaluasi lebih lanjut diperlukan. "Kita harus melakukan USG untuk memastikan kandungan aman, tidak ada tumor atau kista. Jika sudah aman, baru bisa diarahkan ke dokter bedah atau penyakit dalam untuk mencari tahu apakah nyeri tersebut berasal dari usus buntu atau masalah pencernaan,” tambahnya.

Baca juga : Kenali Nyeri Haid yang Jadi Indikasi Endometriosis

Pentingnya Memeriksa Siklus Haid

Selain itu, Boy menekankan pentingnya memperhatikan siklus haid. Jika nyeri hanya terjadi saat menstruasi dan hilang setelahnya, maka itu mungkin terkait dengan haid. "Namun, jika nyeri terasa di luar masa haid, itu bisa menandakan masalah di luar kandungan, seperti penyakit dalam atau masalah pencernaan," jelasnya. 

Untuk kasus seperti ini, kolaborasi antara spesialis kandungan dan dokter lain sangat diperlukan. Kandungan harus dipastikan aman sebelum langkah pengobatan lebih lanjut dilakukan.

Perubahan Hormonal dan Usia Reproduksi

Boy mengingatkan usia pasien memengaruhi diagnosis. Pada perempuan di usia produktif, perubahan hormonal bisa menyebabkan gangguan seperti kista atau tumor. 

Baca juga : Syifa Hadju Ungkap Perjuangan Menjaga Produktivitas di Tengah Nyeri Haid

“Jika masih di usia produktif, sangat penting memeriksa apakah masalah ini terkait dengan reproduksi atau tidak. Namun, jika sudah menopause, biasanya lebih stabil karena tidak ada fluktuasi hormonal," jelasnya.

Ciri-Ciri Haid Normal

Boy menjelaskan haid yang normal memiliki tiga parameter utama. 

  1. Siklus haid yang dihitung dari hari pertama hingga hari pertama berikutnya. Siklus normal berkisar antara 21 hingga 35 hari. 
  2. Durasi keluarnya darah, yang normalnya antara 3 hingga 10 hari. 
  3. Jumlah darah haid, di mana biasanya antara 3 hingga 5 pembalut per hari. Jika lebih dari 5 pembalut atau darah bergumpal-gumpal, kemungkinan ada masalah seperti miom.

Deteksi Dini Miom Lewat USG

USG bisa digunakan untuk mendeteksi miom sejak dini. "Pada pasien yang belum menikah, kita gunakan USG abdominal, dan pada yang sudah menikah, kita gunakan USG melalui vagina. Miom yang terdeteksi dini, dengan ukuran 2-3 cm, masih bisa diobati tanpa operasi," kata Boy. 

Baca juga : 5 Cara Mengatasi Rasa Lemas dan Kelelahan saat Haid

Sayangnya, banyak perempuanterlambat memeriksakan kondisi ini. Keterlambatan itu membuat miom bisa tumbuh sebesar buah semangka, yang sangat mengganggu.

Miom dan Hormon Estrogen

Secara teori, miom dan tumor lain seperti endometriosis dan adenomiosis sangat dipengaruhi hormon estrogen. "Estrogen yang dihasilkan ovarium setiap bulan memicu pertumbuhan miom. Untuk itu, kita bisa memberikan obat penekan produksi hormon ini agar pertumbuhannya dapat dicegah,” ungkap Boy.

Makanan yang Harus Dihindari Saat Haid

Boy juga memberikan saran mengenai pola makan. “Makanan yang mengandung estrogen alami, seperti kedelai, tahu, tempe, susu kedelai, serta ayam yang diberi hormon, sebaiknya dihindari selama haid,” sarannya. Makanan lain yang tidak mengandung estrogen alami masih aman dikonsumsi.

Dengan mengetahui tanda-tanda dan potensi masalah terkait nyeri haid, perempuan diharapkan dapat lebih waspada dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala yang tidak biasa. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik