Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Lelucon Rasialis Jadi Perekat Perbedaan

(AFP/Drd/I-1)
28/12/2015 00:00
Lelucon Rasialis Jadi Perekat Perbedaan
(AP)
"TIDAK gampang menjadi orang kulit hitam di Afrika Selatan karena perlu seluruh warga desa untuk membesarkan seorang anak. Namun, seorang kulit putih hanya perlu satu Mavi (pembantu), itu semua dibutuhkan," ucap Sifiso Nene, 34, seorang komedian saat beraksi di hadapan para penonton. Para penonton yang terdiri dari kulit hitam dan kulit putih pun tertawa. Lelucon yang dilontarkan Nene memang berbau rasialis. Namun, tak ada satu pun penonton yang tersinggung dengan lelucon Nene. Memang persoalan ras masih menjadi suatu yang sangat sensitif di Afrika Selatan yang pernah dilanda apartheid.

Namun, kini lelucon ras yang dilontarkan di klub-klub komedi justru menjadi pereda ketegangan sosial. Bahkan, lawakan berbau rasialis bisa mengundang gelak tawa para penonton multiras. "Apartheid memang tidak lucu," ujar Mahlatse Bototpela, 24, seorang penonton yang berkulit hitam. Ia hadir pada acara lawak semacam Stand Up Comedy di sebuah hotel di Krugersdorp dekat Kota Johannesburg, Afrika Selatan, baru-baru ini. Namun, sekarang lawakan yang berbau rasialis bisa menjadi bagian lelucon.

"Lelucon itu (apartheid) bisa membantu proses penyembuhan...ini adalah suatu yang kalian dapat dikaitkan," ucap Botopela. Sahabat Botopela yang berkulit putih, Elizma Hatlen, pun memiliki pendapat sama. Dua gadis berbeda ras dan warna kulit tersebut bersepakat bahwa menertawakan soal ras akan membantu mereka saling untuk menghargai dan beradaptasi. Perintis lawakan rasialis yang provokatif ialah Trevor Noah. Noah telah menjadi komedian sangat terkenal dan digandrungi di seantero Afrika Selatan. Bahkan, karier Noah sebagai komedian telah merambah secara internasional.

Ia pun didaulat menggantikan komedian AS, Jon Stewart, sebagai pembawa acara komedi televisi The Daily Show. Acara berdurasi setengah jam itu bertajuk The Daily Show with Trevor Noah. Noah sendiri memiliki ibu kulit hitam berasal dari Afrika Selatan, sedangkan ayahnya yang berkulit putih berdarah Swiss. Karena garis keturunan dari dua ras yang berbeda, ia kerap berkelakar soal lelucon yang bersinggung dengan ras kulit hitam dan kulit putih. Lelucon Noah tidak menyinggung perasaan permirsanya.

Justru ia dapat membuat orang yang berlatar belakang ras apa pun dapat tetap tertawa dan terbahak-bahak bersama. Kini, apa yang telah dilakukan Trevor Noah telah menjadi ikatan ras yang berbeda di Afrika Selatan. Soal ras yang tadinya sangat tabu dan tak tersentuh, kini justru jadi bahan lelucon. Tak sekadar lelucon yang bisa membuat orang terbahak-bahak atau terpingkal-pingkal, tetapi lelucon berbau ras menjadi perekat hubungan warga kulit putih dan hitam.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik