Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Sinterklas tidak Sampai ke Beijing

(AFP/Andhika Prasetyo/I-1)
26/12/2015 00:00
Sinterklas tidak Sampai ke Beijing
(AFP / CHINA OUT)
NATAL baru saja berlalu. Bagi warga kristiani di Beijing, Tiongkok, Natal tahun ini berkesan sebagai Natal berkabut. Kemarin pagi, begitu membuka mata, warga harus berhadapan dengan kabut asap beracun yang mematikan. Penduduk ibu kota Tiongkok menyambut pagi hari, kemarin, dalam kepungan kabut. Pemerintah sampai menginstruksikan 100 juta warganya tetap berada di dalam rumah jika tidak ada kepentingan mendesak. 'Jika asap ini hanya terjadi beberapa hari, okelah, tidak apa-apa. Tapi ini terjadi setiap hari! Ini melumpuhkan masyarakat!' tulis seorang warga Beijing lewat Sina Weibo, media sosial di Tiongkok.

Badan Meteorologi Beijing mengungkapkan polusi di ibu kota berada di tingkat oranye atau level paling berbahaya kedua. Akibatnya, lebih dari 500 penerbangan internasional dan domestik di bandara utama Beijing dibatalkan karena kabut tebal dan jarak pandang pendek. 'Dengan keadaan seperti ini, Sinterklas tidak mungkin bisa tiba di Beijing!' tulis pengguna Sina Weibo lainnya. Menurut data dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tiongkok, kadar PM 2,5 atau partikel kecil yang dapat merusak kesehatan yang terkandung dalam asap tebal yang melanda Beijing mencapai 634 mikrogram per meter kubik.

Padahal, kadar maksimal rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ialah rata-rata 25 mikrogram saja per meter kubik. Kota tetangga Tianjin juga dilanda mimpi buruk serupa. "Tidak kurang dari 19 jalan raya ditutup kemarin pagi," demikian penjelasan kantor pengelola jalan raya Tianjin Freeway. Kondisi itu pun disambut murung warga Tianjin. Pengguna Sina Weibo di Tianjin lantas berkomentar, 'Kalau begini, Sinterklas pun tidak akan bisa sampai ke Tianjin'.

Polusi udara ekstrem yang terjadi di Tiongkok disebabkan sistem pemanas bertenaga batu bara yang diaktifkan seiring dengan tibanya musim dingin. Badan Meteorologi memperkirakan kabut asap masih bakal melanda wilayah Beijing hingga sore hari ini. Besok, kualitas udara di sana diperkirakan sudah mulai membaik. Media South China Morning Post pun menyebut tidak ada lagi white christmas di Tiongkok. Yang ada grey christmas.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya