Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PRESIDEN Korea Selatan yang dimakzulkan, Park Geun-hye, Senin (13/3), dikecam media cetak dan politikus atas perlawanannya terhadap keputusan pengadilan yang mengakhiri masa jabatannya.
Park meninggalkan kompleks kepresidenan pada Minggu (12/3), dua hari setelah Mahkamah Konstitusi menguatkan pemakzulannya oleh parlemen.
"Akan memakan waktu, tapi saya percaya suara kebenaran akan terungkap," katanya melalui juru bicara setelah sampai di rumah pribadinya di Seoul.
Cuplikan TV menunjukkan Park tersenyum seraya melambaikan tangan kepada ratusan pendukung yang berkumpul di sekitar rumahnya.
Ribuan pendukung Park melakukan protes di Seoul setelah keputusan pengadilan diumumkan.
Aksi itu menyebabkan bentrokan yang menewaskan tiga demonstran serta belasan lainnya, termasuk polisi dan wartawan, terluka.
Dalam sebuah editorial, surat kabar sayap kanan Joong Ang Ilbo menuduh Park menghasut pendukungnya dan menghambat penyelidikan lanjutan atas dirinya.
'Bantahan Park Geun-hye, apakah dia mencoba memecah bangsa?' tulis mereka.
Park disebut sebagai kaki tangan sahabatnya yang menjadi pelaku utama korupsi dan skandal penyalahgunaan kekuasaan yang berujung pemakzulan dirinya.
Teman Park itu, Choi Soon-sil, tengah diadili karena menggunakan hubungannya dengan Park untuk mendesak perusahaan Korsel 'mendonasikan' dana sebesar hampir US$70 juta kepada sebuah lembaga nirlaba yang disebut digunakan Choi untuk keuntungan pribadinya.
Park dituduh menawarkan kebijakan kepada sejumlah pengusaha sebagai imbalan membantu Choi, termasuk kepada ahli waris produsen ponsel pintar Samsung, Lee Jae-young, yang didakwa atas penyuapan dan tindakan lainnya.
"Hingga akhir, Park tidak mengatakan satu kata maaf pun dan hanya berkata kebenaran akan muncul sebagai bantahan keputusan itu," kata pemimpin utama partai oposisi utama, Partai Demokrat Choo Mi-ae.
Mantan anggota parlemen, Moo Jae-in, menggambarkan pernyataan Park 'tidak menerima' bermakna keputusan peradilan cacat.
"Ini sikap tidak menerima setelah skandalnya mencoreng citra negara dan membuat trauma mendalam bagi warga Korea Selatan," katanya.
Kelompok oposisi lainnya, Partai Rakyat, mengecam Park karena sedikit pun tidak menunjukkan keinginan menghormati konstitusi dan mendesaknya untuk kooperatif dengan kejaksaan.
Penasihat Park mundur
Di tengah hebohnya bantahan Park, para penasihat senior Park mengajukan surat pengunduran diri, menurut kantor berita Yonhap. Sembilan penasihat presiden itu menyerahkan surat tersebut kepada Penjabat Presiden Korsel Hwang Kyo-ahn.
Berita serupa juga muncul di media Korsel lainnya. Namun, kantor Hwang belum mengonfirmasikan laporan itu dan panggilan ke kepresidenan di Blue House tidak dijawab.
Pada masa pemerintahan Park, terdapat 10 penasihat utama kepresidenan untuk kebijakan luar negeri, ekonomi, dan isu-isu lainnya, tapi satu posisi kosong sejak penangkapan satu penasihat akibat skandal.
Setelah keluar dari kantornya, Park akan menjalani penyelidikan lanjutan.
Pemilihan presiden Korsel akan dilakukan awal Mei dan berdasarkan jajak pendapat, Jae-in yang kalah dari Park pada 2012 menjadi pilihan favorit sebagai presiden kelak. (AFP/AP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved