Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
SEDIKITNYA sembilan orang tewas dan hampir dua lusin orang lainnya terjebak saat limbah tambang runtuh di lapangan pertambangan batu bara yang dikelola oleh perusahaan negara, Coal India Limited, Jumat (30/12).
Peristiwa itu dinilai mengganggu produksi batu bara terbesar di negara tersebut, kata pihak resmi.
Kecelakaan kerja tersebut terjadi di negara bagian Jharkhand pada Kamis (29/12) malam di tambang Lalmatia yang dimiliki oleh Eastern Coalfields Limited (ECL), sebuah anak perusahaan tambang terbesar di dunia.
"Sejauh ini, sembilan jasad telah ditemukan," ujar RR Amitabh, General Manager di Kantor ECL Project kepada Reuters.
Sebuah operasi penyelamatan sedang berjalan dan jumlah pasti pekerja yang terjebak di dalam tambang yang runtuh tersebut masih belum bisa dipastikan, katanya menambahkan.
Coal India memiliki catatan keselamatan yang buruk, dengan 135 kali kecelakaan kerja yang dilaporkan tahun lalu, menewaskan sebanyak 37 orang dan melukai 141 orang lainnya, papar perusahaan itu dalam sebuah laporan yang menyoroti tentang kondisi kerja di lapangan.
Operasi penambangan di Distrik Godda yang berjarak sekitar 280 kilometer dari ibu kota negara bagian, Ranchi, sudah dihentikan, ujar Amitabh.
Tambang tersebut memiliki kapasitas produksi tahunan mencapai 17 juta ton dan menyumbang sekitar separuh produksi batu bara ECL. Bulan lalu, ECL menghitung telah memproduksi sebesar 9% dari total produksi batu bara India yang mencapai 50 juta ton.
Limbah tambang ditumpuk dekat dengan goa masuk, kata juru bicara kepolisian negara bagian, RK Mullick.
"Saat peristiwa terjadi, sekitar 40 orang sedang bekerja di dalam tambang dan beberapa dari mereka berusaha menghindar. Beberapa di antaranya mengalami luka-luka," ujar Mullick memaparkan.
Kegiatan operasional di tambang diserahkan pada perusahan swasta, kata Mullick melanjutkan.
Kementerian Pertambangan federal telah diperintahkan untuk melakukan investigasi atas peristiwa tersebut.
Dengan perhitungan jumlah batu bara mencapai sekitar 70% dari pembangkit listrik, India menjadi negara terbesar ketiga sebagai produsen dan pengimpor bahan bakar, sehingga pemerintah ingin mendorong produksi dalam negeri untuk memotong besaran impor.
Bagaimana pun, Coal India sudah gagal untuk memenuhi target produksi dalam beberapa tahun akibat sejumlah alasan seperti serangan, kecelakaan, dan protes. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved