Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Kongres Setuju Perdamaian dengan Pemberontak FARC

Ths
02/12/2016 05:50
Kongres Setuju Perdamaian dengan Pemberontak FARC
(AFP/GUILLERMO LEGARIA)

KONGRES Kolombia telah memberikan stempel persetujuan untuk kesepakatan perdamaian guna mengakhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung 52 tahun dengan kelompok gerilyawan FARC (Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia) pada Rabu (30/11) waktu setempat.

Namun, kalangan pakar politik memandang implementasi kesepakatan perdamaian di lapangan tidak akan mudah.

Apalagi konflik bersenjata yang melibatkan FARC telah berlangsung lebih dari setengah abad dan paling lama di kawasan Amerika Latin.

Majelis Rendah Kongres menyepakati persetujuan dengan FARC melalui dukungan suara penuh.

Tidak seorang pun dari anggota Kongres yang menolak kesepakatan damai antara pemerintah Kolombia dan kelompok pemberontak FARC itu.

Dalam media sosial Twitter, Presiden Kolombia Juan Manuel Santos menyambut baik persetujuan Kongres.

Dia mengucapkan terima kasih kepada Kongres yang telah memberi dukungan bersejarah yang didambakan warga Kolobia demi perdamaian.

Ada sejumlah pertanyaan muncul terkait dengan dukungan publik Kolombia terhadap rencana perdamaian dengan FARC.

Pasalnya, proses perdamaian yang dimediasi pemerintah Kuba di Havana antara pemerintah Santos dan FARC selama empat tahun tidak membuahkan hasil.

Kedua belah pihak, pemerintah Kolombia dan FARC, telah diminta kembali merencanakan kesepakatan perdamaian baru yang telah direvisi.

Kesepakatan damai baru diserahkan kepada Kongres untuk dimintakan persetujuan setelah kesepakatan damai pertama batal karena hasil referendeum pada 2 Oktober lalu.

Dalam referendum tersebut, sebagian besar warga Kolombia menolak rencana perdamaian itu.

Kendati mendapat dukungan penuh dari dari Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat pada Selasa (29/11), anggota partai oposisi Partai Pusat Demokratik (DCP) Alvaro Uribe, yang mantan presiden, meninggalkan ruangan sebelum pemungutan suara dilakukan.

"Bagaimana Kongres menyetujui, sedangkan rakyat Kolombia sendiri menolak," kata Oscar Ivan Zuloaga, mantan calon presiden dari DCP. (AFP/Ths/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya