Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
RATUSAN pasukan elite militer Suriah menyerbu Aleppo Timur, kemarin, menjelang serangan besar ke wilayah-wilayah padat penduduk di kota itu.
Puluhan ribu warga sipil meninggalkan kota itu untuk menghindari perang.
Pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad itu menggempur Aleppo untuk merebut kota yang dulunya pusat perdagangan itu dari tangan pemberontak.
Sejauh ini, militer Suriah berhasil merebut sekitar 40% wilayah Aleppo Timur yang sebelumnya dikuasai pemberontak, demikian diungkapkan kelompok Pemantau untuk Hak Asasi Suriah (SOHR).
"Rezim (Suriah) menggempur wilayah lain Aleppo Timur yang masih dikuasai pemberontak," ujar Ketua SOHR Rami Abdel Rahman.
Abdel Rahman mengatakan ratusan anggota Garda Republik dan Divisi Keempat tiba di Aleppo, kemarin, untuk persiapan perang kota.
"Mereka bergerak di darat. Namun, mereka mengkhawatirkan serangan karena padatnya penduduk dan pasukan pemberontak," ujarnya.
Situasi Aleppo yang kian memanas menyebabkan lebih dari 50 ribu warga kota itu melarikan diri menuju ke wilayah-wilayah yang dikuasai pasukan pemerintah.
Namun, banyak warga menjadi korban bentrokan saat dalam perjalanan mengungsi.
Mayat-mayat mereka, pria, wanita, dan anak-anak, bergeletakkan di jalan-jalan Kota Aleppo dengan koper-koper di sebelahnya.
Kekerasan di Aleppo memicu kecaman masyarakat global.
Kepala kemanusiaan PBB Stephen O'Brien menyerukan pihak bertikai untuk melindungi warga sipil.
"Demi kemanusiaan, kami menyerukan pihak-pihak (bertikai) dan orang-orang yang berpengaruh untuk melindungi warga sipil dan memberi akses ke Aleppo Timur yang dikepung sebelum kota itu menjadi kuburan massal," ujarnya di depan sesi khusus Dewan Keamanan PBB yang digelar kemarin. (AFP/Irene/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved