Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PRANCIS mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera menggelar pertemuan guna membahas cara mengatasi bencana kemanusiaan di Aleppo, Suriah. Puluhan ribu warga sipil terperangkap dalam pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak, tanpa akses bantuan. “Lebih dari sebelumnya, ada kebutuhan mendesak untuk penghentian pertempuran dan akses tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan,” tegas Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault, Selasa (29/11).
Setiap pagi, truk-truk berdatangan ke sebuah lahan parkirdekat perbatasan Turki, siap mengambil kiriman bantuan PBB untuk didistribusikan di Suriah. PBB menjalankan operasi selama 2,5 tahun terakhir, mengirimkan lebih dari 9.000 truk ke utara Suriah melalui markas di Turki. Namun, sejauh ini paket bantuan belum bisa mencapai daerah yang paling membutuhkan, yakni kawasan timur Aleppo. Wakil Kepala Kantor Koordinasi Kemanusiaan Regional untuk Suriah Ramesh Rajasingham mengatakan kawasan timur Aleppo berada dalam ‘situasi mengerikan’.
PBB mendesak semua pihak yang bertikai untuk memungkinkan pengiriman bantuan masuk ke Aleppo. “Kita hanya perlu lampu hijau dari orang-orang yang menguasai jalan masuk. Setelah menerima konfi rmasi fi nal dari Rusia dan Suriah, kami akan bergerak dengan cepat,” ujarnya. Sejak tentara rezim Presi den Bashar al-Assad kian ofensif merangsek dan melakukan pengepungan Juli lalu, sekitar 250 ribu warga sipil di ti mur Aleppo krisis makanan dan bahan bakar akut selama berbulan-bulan. Tidak ada ban tuan yang bisa masuk.
“Aleppo sudah seperti Sarajevo, bab hitam dalam sejarah umat manusia dan politik internasional,” kata Jan Egeland, kepala satuan tugas kemanusiaan dukungan PBB untuk Suriah. Kemajuan yang diraih rezim militer Suriah telah mendorong ribuan warga sipil eksodus. Sebagian dari mereka melarikan diri ke distrik yang dikuasai pasukan Suriah atau Kurdi,
yang lain menuju selatan ke daerah-daerah yang masih di bawah kontrol oposisi. Pada Senin (28/11), pihak pemberontak kehilangan seluruh benteng pertahanan di distrik utara ketika tentara Suriah meraih kemajuan signifikan dalam serangan merebut kembali seluruh Aleppo.
Bom terus menghujani Aleppo, mem buat penderitaan kian me ngerikan. Namun, perang Suriah yang telah memakan korban warga sipil itu gagal menggerakkan dunia untuk melancarkan pro tes seperti pada momen in tervensi Amerika Serikat (AS) di Irak atau pengepungan Sarajevo. “Saya sulit untuk memahami. (Krisis kemanusiaan) ini sepatutnya mendorong
orang-orang untuk melakukan aksi demonstrasi,” ujar Ahmad Darkazanli, pria asal Aleppo tetapi menetap di Prancis selama setengah abad. Dia bersama ratusan orang di Place de la Republique, Paris, menggelar aksi protes akhir pekan lalu ketika serangan kian meningkat di Aleppo. (AFP/Hym/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved