Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

KBRI Den Haag: Perkuat Citra Indonesia sebagai Negara yang Kaya akan Warisan Budaya

Media Indonesia
22/7/2025 15:52
KBRI Den Haag: Perkuat Citra Indonesia sebagai Negara yang Kaya akan Warisan Budaya
Dubes RI Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda Mayerfas.(Dok. Istimewa)

KBRI Den Haag di Belanda memiliki peran besar mendukung mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Belanda. Saat ini terdapat sekitar 2.600 mahasiswa Indonesia di Belanda, dengan sekitar 900 di antaranya penerima beasiswa LPDP. 

Selain di bidang pendidikan, KBRI Den Haag juga aktif mendorong diplomasi ekonomi, budaya, dan pariwisata. Berikut wawancara lengkap Dubes RI Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda Mayerfas bersama dengan Kadiv Aktivasi Media Indonesia Rama Kamil. 

Selain berlibur, berapa banyak mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Belanda? Lalu peran apa saja yang dijalankan oleh KBRI untuk memfasilitasi para mahasiswa Indonesia dalam berkuliah di Belanda?

Berdasarkan catatan KBRI Den Haag, jumlah mahasiswa Indonesia yang tengah studi di Belanda saat ini kurang lebih 2.600 orang. Namun data ini sifatnya dinamis dan KBRI terus melakukan pendataan dan pemutakhiran secara berkala. Dari jumlah tersebut, sekitar 900 mahasiswa merupakan penerima beasiswa LPDP. 

Belanda telah lama menjadi destinasi studi favorit pelajar Indonesia di Eropa karena kualitas akademik dan riset yang unggul serta keterjangkauan biaya pendidikan. Beberapa universitas tujuan utama di antaranya adalah TU Delft, Universitas Leiden, Universitas Amsterdam, Erasmus University Rotterdam, Wageningen University, dan Universitas Groningen.

Sebagai bentuk dukungan, KBRI Den Haag memiliki Atase Pendidikan yang secara aktif menjembatani kerja sama bilateral di bidang pendidikan, baik antar-pemerintah, antar-lembaga pendidikan, maupun dengan pelajar itu sendiri. KBRI juga rutin melaksanakan kegiatan pre-departure briefing bagi mahasiswa baru, mendampingi pelajar dalam persoalan akademik maupun keseharian, serta membina organisasi Persatuan Pelajar Indonesia (PPI). Terdapat lebih dari 16 PPI kota di Belanda yang secara aktif menjalankan berbagai program edukatif, sosial, hingga advokasi.

Dalam lima tahun terakhir ini, terdapat sejumlah isu terkait pendidikan di Belanda yang mengemuka. Salah satunya masalah tempat tinggal (housing). Meskipun ini adalah masalah nasional di Belanda namun juga berdampak besar bagi pelajar. Sejumlah universitas tidak mengizinkan calon mahasiswa datang ke Belanda jika belum memiliki garansi ketersediaan tempat tinggal yang jelas. 

Isu lain yang juga muncul akhir-akhir ini adalah terkait kebijakan pembatasan program internasional di kampus, pemotongan anggaran pendidikan serta tingkat inflasi yang relatif tinggi. Pengaruhnya cukup vital bagi pelajar internasional di mana mayoritas universitas ‘terpaksa’ mengurangi intake mahasiswa asing dan program berbahasa Inggris, termasuk pengurangan program riset serta jumlah staf. Sementara inflasi berdampak langsung pada biaya hidup yang semakin tinggi. Selain sejumlah isu ini, terdapat pula kondisi kesehatan mental yang secara umum juga perlu mendapat perhatian.

Dalam konteks ini, fasilitasi KBRI untuk pelajar cukup komprehensif. Ini dimulai dari sosialisasi persiapan keberangkatan (pre-departure) yang dilakukan untuk penerima beasiswa LPDP, maupun terbuka secara luas. KBRI juga memberikan dukungan dan pembinaan terhadap Persatuan Pelajar Indonesia (PPI). Selain terdapat PPI Belanda, juga ada 16 PPI Kota yang masing-masing aktif dan memiliki program yang beragam dan bermanfaat, dari yang sifatnya akademik, sosial budaya, kepemudaan, hingga komunikasi digital. KBRI memberikan dukungan kepada PPI kota dalam penyelenggaraan kegiatan tahunan yang menumbuhkan kebersamaan diantara anggota PPI kota antara lain seperti penyelenggaraan malam seni, ajang olah raga tahunan dan diskusi akademis maupun non-akademis tentang isu terkini. KBRI membuka ruang dialog yang konstruktif dengan PPI untuk membahas berbgai isu yang menjadi perhatian bersama.

Salah satu isu penting yang juga menjadi perhatian adalah kesehatan mental. Untuk mendukung hal ini, KBRI menjalin kerja sama informal dengan mahasiswa Indonesia berlatar belakang pendidikan psikologi dan psikiatri yang secara sukarela mendampingi rekan-rekan mahasiswa lainnya. Inisiatif ini menjadi ruang saling dukung yang terbuka dan aman dalam menghadapi tekanan studi dan kehidupan di luar negeri.

KBRI juga memfasilitasi penerbitan surat keterangan kepulangan (letter of return) bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan studi. Surat ini penting untuk mendukung proses administrasi lanjutan di tanah air.

Selain itu, KBRI membuka kesempatan program magang bagi mahasiswa Indonesia di Belanda. Program ini memberikan ruang bagi mahasiswa dari berbagai bidang studi untuk memperoleh pengalaman kerja praktis di lingkungan kerja diplomatik, memperluas wawasan, serta membangun jejaring profesional.

Bagaimana dengan tingkat kepatuhan WNI baik yang berlibur, berkuliah, dan bekerja di Belanda? Apakah ada yang pernah melanggar hukum? Jika iya, apa langkah pendampingan yang diberikan KBRI terhadap mereka?

Secara umum tidak terdapat masalah dengan tingkat kepatuhan WNI yang berada di Belanda. Perlu diketahui bahwa di Belanda terdapat jumlah diaspora yang besar dan sebagian besar adalah profesional dan pelajar. Diaspora Indonesia bahkan dikenal sebagai komunitas yang memiliki tingkat adaptabilitas dan perbauran yang tinggi dengan komunitas lokal. 

Hingga saat ini, tidak ada laporan pelanggaran hukum yang signifikan, khususnya oleh pelajar dan diaspora Indonesia di Belanda. Kalaupun ada, kasus-kasus yang ditangani KBRI biasanya bersifat administratif seperti kehilangan paspor atau dokumen. Dalam situasi demikian, KBRI memfasilitasi penerbitan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) dan memberikan bantuan kekonsuleran lain sesuai kebutuhan.

Sejauh ini, PSSI banyak menaturalisasi pemain keturunan Indonesia yang merupakan warga negara Belanda. Apakah ada keterlibatan KBRI dalam hal mempermudah proses naturalisasi ini?

Untuk proses naturalisasi, keterlibatan KBRI Den Haag dalam proses lebih bersifat administratif, seperti penerbitan dokumen kewarganegaraan dan pelaksanaan pengambilan sumpah apabila diperlukan. Hingga saat ini, belum ada permintaan resmi terkait proses naturalisasi pemain sepak bola keturunan Indonesia yang disampaikan melalui KBRI Den Haag.

Bagaimana KBRI menggarap potensi wisata di Indonesia agar juga terjadi timbal balik (WN Belanda mengunjungi Indonesia)?

KBRI Den Haag secara aktif mendorong promosi pariwisata Indonesia melalui berbagai kanal, termasuk kerja sama dengan agen perjalanan, partisipasi dalam pameran pariwisata seperti Vakantiebeurs di Utrecht, serta pemanfaatan media sosial dan platform digital. Indonesia House Amsterdam (IHA), sebagai pusat promosi budaya dan ekonomi Indonesia, juga menjadi wadah penting dalam menampilkan destinasi-destinasi unggulan serta kekayaan budaya Indonesia.

Selain itu, KBRI juga menggandeng komunitas diaspora dan mitra lokal di Belanda untuk menggelar festival budaya, kuliner, dan forum pariwisata yang menampilkan potensi daerah-daerah Indonesia. Kampanye “Wonderful Indonesia” pun terus disuarakan dalam berbagai kegiatan diplomasi publik.

Berapa banyak WNI yang berlibur ke Belanda setiap tahunnya dan daerah mana saja yang menjadi tujuan wisata di sini?

Meskipun tidak tersedia angka resmi yang spesifik, KBRI mencatat bahwa jumlah WNI yang datang ke Belanda untuk berlibur cukup signifikan setiap tahunnya pada kisaran 150.000 – 250.000 orang, terutama pada musim panas dan liburan akhir tahun. Belanda merupakan destinasi favorit turis asal Indonesia untuk berbagai alasan, antara lain: hubungan historis Indonesia dan Belanda, keindahan alam, banyaknya museum, acceptance warga Belanda setempat terhadap turis Indonesia dianggap paling tinggi dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, dan ketersediaan restoran/toko makanan Indonesia yang cukup banyak di Belanda. Kota-kota yang menjadi tujuan utama di antaranya adalah Amsterdam, Den Haag, Rotterdam, Zaandam, dan Giethoorn.

Seberapa besar peluang untuk melakukan ekspor ke Belanda? Produk apa saja dari Belanda yang bisa menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk dikirim ke Belanda?

Belanda menjadi pintu masuk utama produk Indonesia ke Eropa, dengan infrastruktur logistik yang efisien dan akses luas ke negara-negara UE. Konsumen Belanda cenderung terbuka terhadap produk etis, berkelanjutan, dan berciri khas budaya, menjadikan produk Indonesia semakin relevan.

Nilai ekspor Indonesia ke Belanda periode April 2024 – Maret 2025 mencapai USD 5,52 miliar. Jumlah eksportir aktif lebih dari 2.000 pelaku usaha Indonesia. Meningkat signifikan dibanding tahun kalender 2023, yaitu USD 3,87 miliar.

Sementara itu, impor Belanda dari Indonesia periode April 2024 – Maret 2025, tercatat sekitar USD 4 miliar (setara ± €5,1 miliar). Produk-produk utama: kopi, minyak kelapa sawit, furnitur, pakaian, dan bahan baku tekstil.

Indonesia konsisten mencatat surplus perdagangan dengan Belanda, menandakan daya saing produk Indonesia yang tinggi dan berkelanjutan di pasar Eropa. Produk Indonesia dengan potensi ekspor besar, antara lain: 

a. produk agrikultur dan makanan
- Kopi spesialti, teh herbal, rempah-rempah, kelapa dan turunannya (santan, gula kelapa, minyak kelapa).
- Produk makanan olahan sehat, vegan/halal-friendly.

b. Produk Home & Living:
- Furnitur dan kerajinan dari rotan, bambu, kayu legal (bersertifikasi SVLK).
- Tekstil rumah dari serat alami (linen, katun, tenun).

c. Fashion dan Kriya:
- Batik modern, modest fashion, aksesori handmade.
- Produk fashion berbasis keberlanjutan (eco-fashion).

d. Kesehatan dan Kecantikan: Kosmetik berbahan alami, aromaterapi, jamu modern (ready-to-drink, kapsul, serbuk).

e. Produk Ekonomi Kreatif: Animasi, digital content, dan produk budaya bernilai tambah.

Dalam hal ini, KBRI Den Haag yang diperkuat dengan Atase Perdagangan terus mendorong promosi dagang melalui fasilitasi business matching antara pelaku usaha Indonesia dan buyer Belanda, partisipasi aktif dalam pameran dagang internasional dan misi dagang, serta pemanfaatan ruang promosi seperti Indonesia House Amsterdam untuk memperkenalkan produk unggulan. Kolaborasi erat juga dilakukan dengan Diaspora Indonesia di Belanda sebagai jembatan pasar dan agen promosi produk Indonesia.

Sejauh ini, bagaimana KBRI di Belanda menggandeng media lokal di tanah air untuk mempromosikan kegiatan-kegiatan yang sudah digarap?

KBRI Den Haag menjalin hubungan yang erat dan baik dengan media nasional di Indonesia untuk mempublikasikan berbagai kegiatan diplomasi Indonesia di Belanda. Komunikasi ini dilakukan melalui penyebaran siaran pers, dokumentasi kegiatan, serta kerja sama peliputan dengan media-media utama di tanah air.

Dalam berbagai momen penting, KBRI juga menyediakan narasumber, baik dari jajaran KBRI maupun dari komunitas diaspora, untuk wawancara, artikel tematik, atau program khusus yang menyoroti peran Indonesia di panggung internasional, khususnya dalam konteks hubungan bilateral Indonesia-Belanda.

Liputan atas kegiatan KBRI Den Haag telah dimuat oleh berbagai media nasional seperti Media Indonesia, Kompas, CNN Indonesia, Antara, dan Liputan6. Beberapa kegiatan yang banyak mendapat perhatian media antara lain upaya repatriasi benda budaya Indonesia dari Belanda, partisipasi KBRI dalam forum bisnis dan promosi UMKM Indonesia, kegiatan seni dan budaya di Indonesia House Amsterdam (IHA), serta pertemuan tingkat tinggi antara pejabat Indonesia dan Belanda. Salah satu contoh adalah liputan Media Indonesia mengenai pemulangan koleksi Pita Maha dan Bhairava dari museum di Belanda, yang dilihat sebagai tonggak penting kerja sama budaya antarnegara.

Sementara itu, untuk menjangkau publik Belanda dan komunitas internasional, KBRI Den Haag juga secara selektif mengirimkan press release dalam Bahasa Inggris atau Belanda kepada media lokal, terutama untuk kegiatan yang memiliki nilai diplomatik atau sejarah bilateral. Liputan media lokal Belanda paling kuat terjadi pada isu repatriasi benda sejarah Indonesia, seperti koleksi dari Museum Volkenkunde dan Wereldmuseum. Isu ini tidak hanya dilihat sebagai pengembalian artefak, tetapi juga sebagai bagian dari wacana lebih besar tentang tanggung jawab sejarah, dekolonisasi, dan kerja sama budaya yang adil. Media seperti NRC, De Volkskrant, dan Trouw beberapa kali memuat berita tersebut secara mendalam.

Untuk kegiatan promosi budaya seperti Festival Bali yang digelar di Taman Indonesia, Kalenkote, sejumlah media lokal dan komunitas budaya Belanda menunjukkan ketertarikan, terutama karena festival tersebut bersamaan dengan peresmian Pura Hindu Bali pertama di Belanda, melibatkan pertunjukan seni tradisional, pameran kerajinan, serta kuliner khas Indonesia yang menyasar pengunjung lokal. 

Dengan menggabungkan pendekatan komunikasi publik di Indonesia dan Belanda, KBRI Den Haag berkomitmen untuk memaksimalkan efek dari diplomasi publik Indonesia, memperluas jangkauan informasi, serta memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang kaya akan warisan budaya, terbuka untuk kerja sama, dan aktif di arena internasional. (I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya